Sabtu

Indahnya Dzikir, Tahlil, Tasbih & Do’a

Indahnya Dzikir, Tahlil, Tasbih & Do’a


Dalam Naungan Hadist-hadist Rasulullah saw

Karya Lato

Kata Penghantar

Daftar Isi

BAB I ASMAUL HUSNA

v Penetapan Nama-nama Allah dalam Al-Qur’an

v Anjuran berzikir dengan menggunakan asma’ul husna dan surga bagi yang menghapalnya

BAB II FADILAH DZIKIR

v Dzikir akan menenangkan hati.

v Anjuran mendawankan dzikir kepada Allah

v Anjuran Berkumpul di Majlis Dzikir

v Allah selalu bersama orang yang berdzikir

v Perbedaan orang yang berzikir dan yang tidak

v Makruhnya seseorang yang berdiri dari majlis dzikir dan tidak berdzikir kepada Allah

v Kafaratul majlis

BAB III KEUTAMAAN TAHLIL

v لَا إِلَهَ إِلَّا الله sebagai kalimat taqwa dan da’watul hak

v Lafaz dan bilangan yang disunahkan dalam mebacanya

BAB IV TASBIH

v Kalimat yang di cintai Allah dan Rasul-nya

v Ganjaran orang yang membaca Subhanallah wa bihamdih

v Anjuran bertasbih ketika pagi dan petang

BAB V MANFAAT DOA-DOA

v Doa adalah ibadah dan intinya ibadah

v Do’a yang sering dilantunkan Rasulullah saw

v Mulianya doa

v Do’a perlindungan dari bahaya serta buruknya taqdir.

v Tergesa-gesa dalam berdoa

v Do’a Ketika pagi dan petang

v Anjuran memulai shalat dengan memuji Allah dan shalawat kepada Nabi saw

v Doa ketika akan tidur

v Do’a tidak menghadap kiblat

v Do’a menghadap kiblat

v Waktu yang Dianjurkan untuk berdoa

v Mengangkat kedua tangan ketika berdoa

BABV

Penutup

Daftar Pustaka

Indeks

Biografi Penulis

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang maha adil dan bijaksana yang mengatur seluruh alam dan keagungan hukum-Nya dengan kemurnian serta kesucian Al Qur’anul Karim yang terjaga sepanjang zaman.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada reformis agung dalam catatan sejarah peradaban umat Islam dan sebagai rahmat seluruh alam baginda Rasulullah Muhammad saw, kepada keluarganya serta para sahabatnya yang secara istiqomah mengamalkan sunnahnya yang teratur dalam Al Hadits.

Sebagaimana kita maklumi bersama, tujuan hidup setiap manusia (pribadi) muslim mengharapkan tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT telah memberikan solusi untuk itu.

Dzikir merupakan salah satu media untuk mengingat Allah swt, sudah banyak sekarang majlis-majlis dzikir seperti majlis dzikir ustdz Arifin Ilham dan yang lainnya. Karena dengan berdzikir kepada Allahlah yang akan menentramkan hati dan sebagai suatu realisasi rasa syukur kepada-Nya atas ni’mat yang telah Ia berikan.

Zikir itu sendiri merupakan salah satu manifestasi peribadatan dan ketaatan manusia kepada Tuhannya, disamping bentuk-bentuk ibadah lainnya yang jumlahnya tidak terbilang. Akan tetapi, zikir diperintahkan Allah untuk dikerjakan setiap saat dan setiap waktu, sebagaimana firman Allah dalam surat al-ahzab : 41

“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya.

Menyadari kedudukan zikir yang demikian sangat pentingnya dalam syariat islam, maka sudah seharusnya setiap pribadi muslim berupa secara terus-menerus untuk meningkatkan pemahamannya, sehingga pada akhirnya dapat mengambil butir-butir mutiara hikmah yang terkandung dari ibadah zikir yang dikerjakannya. Maka untuk mengetahuinya tidak ada jalan lain kecuali menurut petunjuk Allah SWT yang menciptakan roh ini. Salah satu bentuk menurut dan memahami petunjuk Allah swt, adalah zikir. maka dapat kita katakan kalau jasmani butuh makanan, rohaniah butuh makan.

Do’a merupakan media vertical berisi atau mengandung permohonan dan penghambaan kepada Allah swt. Dalam sebuah Hadist, Nabi saw bersabda :

الدُّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah”

Hadist ini diriwayatkan oleh Al-Nu’man bin Basyir.[1] Adapula hadist yang sedikit berbeda dari segi lafaznya atau dengan kata lain senada dengan ini diatas

الدُّعَاءُ مَخُّ اْلعِبَادَةِ

“Do’a merupakan otak/inti ibadah”

Adapun hadist ini iman al-Tirmizi menyendiri dalam meriwayatkan hadist ini.[2]

Terlepas ini semua, doa memiliki arti penting yaitu sebagai nilai ibadah kepada Allah swt, karenanya, banyak dari kalangan ulama, ustadz dsb yang memimpin do’a. memang do’a merupakan sebuah sarana vertical kepada Allah dan sebagai senjatanya kaum muslimin, dengan do’alah manusia dapat berbicara, meminta dan menyerahkan segala urusannya kepada sang Maha kuasa.

Asal ibadah terambil dari kata ‘abida ya’budu ibadah, bermakna penghambaan yakni penghambaan atau permohonan kepada sang Maha kuasa. Dan ibadah juga harus berlandaskan kepada dalil-dalil atau hujjah yang benar dari sumber al-Qur’an, hadist, ijma, ataupun qiyas jika suatu ibadah tidak berlandaskan kepada dalil-dalil tersebut, maka nilai suatu ibdah tersebut ternilai bid’ah. Seperti dalam Qa’idah Fiqhiyyah.

الأَصْلُ فِي اْلعِبَادَةِ حَرَامٌ، وَاْلأَصْلُ فِي اْلمُعَامَلَةِ مُبَاحٌ

“Dasar hukum dalam beribadah itu haram, sedangkan dasar hukum dalam urusan mu’amalah adalah boleh yang membolehkannya.

Dari pengertian qaidah diatas bahwa, suatu ibadah itu dilarang kecuali ada dalil dan hujjah yang jelas dan benar yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma, ataupun qiyas.

Buku ini mencoba menjawab pernyataan-pernyataan serta anggapan-anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa tahlil atau do’-do’a yang dikirimkan untuk orang yang meninggal tidak sampai, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa hal ini hanyalah sekedar tradisi yang berkembang dikalangan masyarakat saja.

Terakhir, hanya inilah yang dapat penulis utarakan dalam buku kecil ini yang memuat kumpulan tahlil, tasbih & do’a-do’a yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw. mudah-mudahan Allah meridhoi serta bermanfaat bagi para pembaca. Tentunya, buku ini masih banyak kekurangan disana-sini, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis sangat harapkan untuk dapat penulis perbaiki dalam edisi selanjutnya, Insya Allah.

BAB I

ASMAUL HUSNA

Penetapan Nama-nama Allah dalam Al-Qur’an

Sebagaimana kita ketahui dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengemukakan bahwa Allah mempunyai nama-nama yang terangkum dalam Asmaul Husna dan dengan nama-nama ini kita bisa menggunakan untuk berdzikir kepada-Nya, sebagaimana firman Allah :

قَالَ اللهُ تَعَالىَ : { وَللهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا}[3]

Hanya Milik Allah al-Asma’ul Husna, maka bermohonlah kepadanya dengan menyebut al-Asma’ul Husna.

قَالَ اللهُ تَعَالىَ : { قُلِ ادْعُوا اللهَ أَوِادْعُوا الرَّحْمَنَ أ‍يًّامَّاتَدْعُوا فَلَهُ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى}

Katakanlah, serulah Allah atau serulah ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asma’ul Husna (Nama-nama yang baik).

قَالَ اللهُ تَعَالىَ :{ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْه}

Dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya).

Ibarah :

v Bahwa Allah swt memiliki sembilan puluh sembilan nama yang tertera dalam Al-Qur’an.

v Allah menganjurkan memohon kepada-Nya dengan membaca Al-Asma’ul Husna.

Anjuran berzikir dengan menggunakan asma’ul husna dan surga bagi yang menghapalnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

إِنَّ لِلّهِ تِسْعَةُ وَتِسْعُوْنَ إِسْمًا مِائَةُ إِلاَّ وَاحِدا، من أحصاها دَخَلَ اْلجَنَّةَ . وَفِي رِوَايَةٍ : وَهْوَ وِتْرٌ يُحِبُّ اْلوِتْرَ.

{رواه البخاري}[4]

Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw bersabda :

(Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama yaitu seratus kurang satu, barang siapa yang menghapalnya masuk surga) (Dia ganjil menyukai yang ganjil).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

{ إِنَّ لِلّهِ تعالى تِسْعَةً وَ تِِسْعِيْنَ إِسْمًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ اْلجَنَّةَ، هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلَه َإِلاَّ هُوَ، الرَّحْمنُ، الرَّحِيْمُ، اّلملَِْكُ، القُدُّوسُ، السَّلاَمُ، الُمؤْمُِن، المُهَيْمِنُ، العَزِيْزُ، الجَبَّارُ، المُتَكَبِّرُ، الخَالِقُ، البَارِئُ، المُصَوِّرُ، الغَفَّارُ، القَهَّارُ، الوَهَّابُ، الرَّزَاقُ، الفَتَّاحُ، العَلِيْمُ، القَابِضُ، البَاسِطُ، الخَافِضُ، الرَافِعُ، المُعِزُّ، المُذِلُّ، السَمِيْعُ، البَصِيْرُ، الحَكِيْمُ، العَدْلُ، اللَطِيْفُ، الخَبِيْرُ، الحَلِيْمُ، العَظِيْمُ، الغَفُوْرُ، الشَكُوْرُ، العَلِيُّ، الكَبِيْرُ، الحَفِيْظُ، الُمقِيْتُ، الحَسِيْبُ، الجَلِيْلُ، الكَرِيْمُ، الرَّقِيْبُ، المُجِيْبُ، الوَاسِعُ، الحَكِيْمُ، الوَدُوْدُ، المَجِيْدُ، البَاعِثُ، الشَهِيْدُ، الحَقُّ، الوَكِيْلُ، القَوِيُّ، المَتِيْنُ، الوَلِيُّ، الحَمِيْدُ، المُحْصِيُّ، المُبْدِئُ، المُعِيْدُ، المُحْيِ، المُمِيْتُ، الحَيُّ، القَيُّوْمُ، الوَاجِدُ، المَاجِدُ، الوَاحِدُ، الأَحَدُ، الصَّمَدُ، القَادِرُ، المُقْتَدِرُ، المَقَدِّمُ، المُؤَخِّرُ، الأَوَّلُ، الأَخِرُ، الظَّاهِرُ، البَاطِنُ، الوَلِيُّ، المُتَعَالِيُّ، البَرُّ، التَوَّابُ، المَنْتَقِمُ، العَفُوُّ، الرَؤُوْفُ، مَالِكُ الْمُلْكِ، ذُوْ الجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ، المُقْسِطُ، الجَامِعُ، الغَنِيُّ، المُغْنِيُّ، المَانِعُ، الضآرُّ، النَافِعُ، النُوْرُ، الهَادِيُّ، البَدِيْعُ، البَاقِيّ، الوَارِثُ، الرَشِيْدُ، الصَّبُوْرُ}

{الترمذي و البيهقي}[5][6]

Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw bersabda :

(Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang menghapalnya masuk surga), Dialah Allah tiada Tuhan selain Dia, Ar-Rahman (Yang pengasih), Ar-Rahim (Yang penyayang), Al-Malik (Maha memerintah/merajai), Al-Qudus (Yang Suci), As-Salam (Yang sejahtera dari kekurangan), Al-Mu’min (Yang memberi keamanan), Al-Muhaimin (Yang menjaga), Al-Aziz (Yang gagah), Al-Jabbar (Yang perkasa), Al-Mutakabbir (Yang mengatasi segala kebesaran), Al-Khaliq (Yang Menjadikan), Al-Baariu (Yang mengadakan), Al-Musawwir (Yang memberi bentuk), Al-Ghaffar (Yang pengampun), Al-Qahhaar (Yang kuasa memaksa), Al-Wahhaab (Yang banyak memberi), Ar-Razzaaq (Yang memberi rizki), Al-Fattaah (Yang memutuskan hukum), Al-Aliim (Yang mengetahui), Al-Qaabidl (Yang menyempitkan), Al-Basith (Yang melapangkan), Al-Khafidl (Yang merendahkan), Ar-Raafi’ (Yang meninggikan), Al-Mu’iz (Yang menjadikan mulia), Al-Mudzill (Yang menjadikan hina), As-Samii (Yang Mendengar), Al-Bashiir (Yang melihat), Al-Hakam (Yang melaksanakan hukum), Al-‘Ad-lu (Yang adil), Al-Latiif (Yang lemah lembut), Al-Khabiir (Yang Waspada), Al-Haliim (Yang penyantun), Al-‘Adhiim (Yang agung), Al-Ghafuur (Yang pengampun), As-Syakhuur (Yang berterima kasih), Al-‘Ali (Yang tinggi), Al-Kabiir (Yang besar), Al-Hafiidh (Yang memelihara), Al-Muqiit (Yang mengawal), Al-Hasiib (Yang menghitung-hitung), Al-Jaliil ( Yang mempunyai kebesaran), Al-Karim (Yang pemurah), Ar-Raqiib (Yang menjaga/mengawasi), Al-Mujiib (Yang mengabulkan segala permintaan), Al-Waasi (Yang luas kurnianya), Al-Hakiim (Yang bijaksana), Al-Waduut (Yang penyayang), Al-Majiid (Yang Mulia), Al-Baa’its (Yang membangkitkan), Asy-Syahiid (Yang menjadi saksi), Al-Haq (Yang benar), Al-Wakil (Yang mengurus), Al-Qawiy (Yang kuat), Al-Matiin (Yang kuat/ulet), Al-Waliy (Yang memimpin), Al-Hamiid (Yang patut dipuji), Al-Muhshiy (Yang menghinggakan hitungan), Al-Mubdiu (Yang memulai), Al-Mu’iid ( Yang mengulangkan), Al-Muhyi (Yang menghidupkan), Al-Mumiit (Yang mematikan), Al-Hayyu (Yang hidup), Al-Qayyum (Yang berdiri pribadi), Al-Wajiid (Yang menemukan), Al-Maajid (Yang mempunyai kemuliaan), Al-Waahid (Yang satu), Al-Ahad (Yang tunggal), Ash-Shamad (Tempat meminta), Al-Qaadir (Yang kuasa), Al-Muqtadir (Yang menguasai), Al-Muqaddim (Yang mendahului), Al-Muakhkhir (Yang mengakhirkan), Al-Awwal (Yang awal), Al-Aakhir (Yang akhir), Adh-Dhaahir (Yang dhahir/yang jelas kekuasaannya), Al-Baathin (Yang batin/ tak tampak dzatnya oleh mata), Al-Waalii (Yang memimpin), Al-Muta’aalii (Yang mengatasi segala ketinggian), Al-Barru (Yang berbuat baik), At-Tawwaab (Yang menerima taubat), Al-Muntaqim (Yang menuntut bela), Al-‘Afuwwu (Yang pengampun), Ar-Rauuf (Yang penuh rasa pemaaf), Maalikul-Mulk (Yang memiliki segala kerajaan), Dzul-l-Jalaali wa-l-ikraam (Yang mempunyai kebesaran dan kemurahan), Al-Muqsith (Yang adil), Al-Jaami’ (Yang mengumpulkan), Al-Ghaniy (Yang kaya), Al-Mughnii (Yang menjadikan kaya), Al-Maani’ (Yang mempertahankan), Adl-Dlaarr (Yang memberi kemelaratan), An-Naafi’ (Yang memberi manfaat), An-Nuur (Yang memberi cahaya), Al-Haadi (Yang memberi cahaya), Al-Badi’u (Yang menjadikan sesuatu yang baru), Al-Waarits ( Yang mewarisi), Al-Baaqii (Yang kekal), Ar-Rasyiid (Yang sadar tidak khilaf), Ash-Shabuur (Yang penuh kesabaran).

- Ar-Rahman (Disebutkan sebanyak 57 kali didalam Al-Qur’an)

- Ar-Rahim (Disebutkan sebanyak 95 kali didalam Al-Qur’an)

- Al-Malik (Disebutkan didalam surat Thaa, Al-Mu’min, Al-Hasr, Al-Jum’ah dan An-Nash

- Al-Qudus (Disebutkan didalam surat Al-Hasr dan Al-Jumah)

- As-Salam (Disebutkan didalam surat Al-Hasr)

- Al-Mu’min (Disebutkan didalam surat Al-Hasr saja)

- Al-Muhaimin (Disebutkan didalam surat Al-Hasr juga)

- Al-Aziz (Disebutkan dalam banyak surat-surat Al-Qur’an sebanyak 93 kali)

- Al-Jabbar (Disebutkan didalam surat Al-Hasr)

- Al-Mutakabbir (Disebutkan didalam surat Al-Hasr juga)

- Al-Khaliq (Disebutkan didalam surat Al-An’am, Ar-Ra’du, Al-Hajr, Fatir, Sha, Az-Zumar, Ghafir dan Al-Hasr

- Al-Baariu (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh dan Al-Hasr)

- Al-Musawwir (Disebutkan didalam surat Al-Hasr, ada juga didalam surat lain dalam bentuk/shigah fi’il yang dinisbatkan kepada Allah swt)

- Al-Ghaffar (Disebutkan didalam surat Tha, Sha, Az-Zumar, Ghafir, dan surat Nuh tanpa ta’rif)

- Al-Qahhaar (Disebutkan didalam suratYusuf, Ar-Ra’du, Ibrahim, Sha, Az-Zumar, Ghafir

- Al-Wahhaab (Disebutkan didalam surat Ali-Imran dan Sha

- Ar-Razzaaq (Disebutkan didalam surat Az-Zhariat dan dalam surat lain berbentuk/shigah fi’il)

- Al-Fattaah (Disebutkan didalam surat Saba

- Al-Aliim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 157 kali)

- Al-Qaabidl (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh dan Al-Furqon)

- Al-Basith (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh, Ar-Ra’du, Al-Isra’, Al-Qosos, Al-Ankabut, Ar-Rum, Saba’, Az-Zumar dan Asy-Syura)

- Al-Khafidl (terdapat dalam shighat yang berbeda-beda disebagian surat Al-Qur’an)

- Ar-Raafi’ (Disebutkan didalam surat Al-Insirah dan Ar-Rahman dengan shighat fi’il)

- Al-Mu’iz (Disebutkan didalam surat Ali-Imran, An-Nisa, Yunus, Fatir, Sha, Al-Munafiqun)

- Al-Mudzill (Disebutkan didalam surat Ali-Imran ayat 26)

- As-Samii (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 46 kali)

- Al-Bashiir (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 44 kali)

- Al-Hakam (Disebutkan didalam surat Al-An’am ayat 114, terdapat dalam surat lain dengan shighat fi’il yang dinisbatkan kepada Allah swt)

- Al-‘Ad-lu (Disebutkan didalam shighat yang berbeda-beda)

- Al-Latiif (Disebutkan didalam surat Al-An’am, yusuf, Al-Hajj, Lukman, Asy-Syura, Al-Mulk, Al-Ahzab

- Al-Khabiir (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 45 kali)

- Al-Haliim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 15 kali)

- Al-‘Adhiim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 15 kali)

- Al-Ghafuur (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 91 kali)

- As-Syakhuur (Disebutkan didalam surat Fatir dan Asy-Syura)

- Al-‘Ali (Disebutkan didalam surat al-Baqoroh, Al-Hajj, Lukman, Saba’, Ghafir, Asy-Syura, Az-Zhuqruf dan An-Nisa)

- Al-Kabiir (Disebutkan didalam surat Ar-Ra’du, Al-Hajj, Lukman, Saba’, Ghafir dan An-Nisa

- Al-Hafiidh (Disebutkan didalam surat Hud, Yusuf, Saba', As-Syura')

- Al-Muqiit (Disebutkan didalam surat An-Nisa)

- Al-Hasiib (Disebutkan didalam surat An-Nisa dan Al-Ahzab dengan wazan faa'io (Haasib)

- Al-Jaliil (Disebutkan didalam surat Ar-Rahman dengan bentuk dzul jalali wal ikram)

- Al-Karim (Disebutkan didalam surat Al-Mu'minun, An-Naml, Ad-Dukhan, Al-Infithar)

- Ar-Raqiib ((Disebutkan didalam surat An-Nisa, Al-Ahzab, Al-Maidah)

- Al-Mujiib (Disebutkan didalam surat Hud)

- Al-Waasi (Disebutkan didalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, Al-Maidah, An-Nur, An-Nisa)

- Al-Hakiim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 94 kali)

- Al-Waduut (Disebutkan didalam surat Hud dan Al-Buruj)

- Al-Majiid (Disebutkan didalam surat Hud dan Al-Buruj)

- Al-Baa’its (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala didalam Al-Qur'an)

- Asy-Syahiid (Disebutkan sebanyak 20 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Haq (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 127 kali)

- Al-Wakil (Disebutkan sebanyak 14 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Qawiyu (Disebutkan didalam surat Al-Anfal, Hud, Al-Haj, Ghafir, As-Syura, Al-Hadid, Al-Mujadalah, Al-Ahzab)

- Al-Matiin (Disebutkan didalam surat Az-Zhariat)

- Al-Waliy (Disebutkan sebanyak 20 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Hamiid (Disebutkan sebanyak 16 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Muhshiy (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat An-Naba')

- Al-Mubdiu(Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Ar-Rum)

- Al-Mu’iid (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Nuh)

- Al-Muhyi (Disebut dalam Ar-Rum dan fusilat, dalam surat lainnya dengan bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala)

- Al-Mumiit (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Al-Baqarah)

- Al-Hayyu (Disebutkan didalam surat Al-Imran, Thaha, Al-Furqan, Ghafir)

- Al-Qayyum (Disebutkan didalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, Thaha)

- Al-Wajiid (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Ad-Dhuha dan yang surat lainnya)

- Al-Maajid (tidak disebut dengan bentuk seperti ini)

- Al-Waahid(Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 21 kali)

- Al-Ahad (Disebutkan didalam surat Al-Ikhlas)

- Ash-Shamad (Disebutkan didalam surat Al-Ikhlas)

- Al-Qaadir (Disebutkan didalam surat Al-An'am, Al-Isra, Yasiin, Al-Ahqaf, Al-Qiyamah, At-Thariq)

- Al-Muqtadir (Disebutkan didalam surat Al-Qamar dan Al-Kahfi)

- Al-Muqaddim (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Qhaf)

- Al-Muakhkhir (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala dalam surat Ibrahim)

- Al-Awwal (Disebutkan didalam surat Al-Hadid)

- Al-Aakhir (Disebutkan didalam surat Al-Hadid)

- Adh-Dhaahir (Disebutkan didalam surat Al-Hadid)

- Al-Baathin (Disebutkan didalam surat Al-Hadid)

- Al-Waalii (Disebutkan sebanyak 30 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Muta’aalii (Disebut dalam bentuk fi'il)

- Al-Barru (Disebutkan didalam surat At-Thur)

- At-Tawwaab (Disebutkan didalam surat A-Baqarah, At-Taubah, An-Nur, Al-Hujurat, An-Nisa, An-Nasr)

- Al-Muntaqim (Disebut dalam bentuk fi'il (Yantaqim) dan dengan lafaz (Dzuntiqam) surat Al-Maidah)

- Al-‘Afuwwu (Disebutkan didalam surat Al-Haj, Mujadalah, An-Nisa)

- Ar-Rauuf (Disebutkan didalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, At-Taubah, An-Nahl, Al-Haj, An-Nur, Al-Hadid, al-Hasr)

- Maalikul-Mulk (Disebutkan didalam surat Al-Imran)

- Dzul-l-Jalaali wa-l-ikraam ((Disebutkan didalam surat Ar-Rahman sebanyak 2 kali)

- Al-Muqsith (Disebutkan dalam bentuk tafdiil dalam surat Al-Ahzab)

- Al-Jaami’ (Disebutkan didalam surat Al-Imran dan An-Nisa)

- Al-Ghaniy (Disebutkan sebanyak 18 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Mughnii (Disebut dalam bentuk fi'il sebagaimana disebut dalam surat An-Nisa dan Ad-Dhuha)

- Al-Maani’ (Tidak disebut dalam Al-Qu'ran)

- Adl-Dlaarr (Diambil dari firman Allah swt dalam surat Al-Mujadalah (wa laisa bidharihim saiaa)

- An-Naafi’ (Diambil nama ini dari sebagian Al-Qur'an)

- An-Nuur (Disebutkan didalam surat Al-A'araf, At-Taubah, An-Nur, As-Shaf)

- Al-Haadi (Disebutkan didalam surat al-Furqan dan dalam surat lainnya disebut dalam bentuk fi'il (yahdi)

- Al-Badi’u (Disebutkan didalam surat Al-Baqarah dan Al-An'am)

- Al-Waarits (Disebutkan dalam bentuk fi'il atau isim tafdil)

- Al-Baaqii (Disebutkan didalam surat Al-Hijir, Al-Anbiya, Al-Qasas)

- Ar-Rasyiid (Disebutkan didalam surat Hud)

- Ash-Shabuur (Diambil dari ma'na ayat al-Qur'an sebagaiamana disebut sebagian dari hadist-hadist nabawiyah as-syarifah)

Ibrah :

v Allah swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama yang tertera dalam surat-surat dalam Al-Qur’an.

v Barang siapa yang menghafal serta mengamalkannya, maka surga baginya.

v Allah ganjil dan menyukai yang ganjil.

BAB II

FADILAH DZIKIR

Anjuran mendawankan dzikir kepada Allah

Sebagaimana firman Allah :

قال الله تعالى : {يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكرا كثيرا وسبحوه بكرة وأصيلا} (الأحزاب : 44)

قال الله تعالى : {فاذكروني أذكركم} (البقرة : 152)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ y :::

يَسِيْرُ فِي طَرِيْقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلىَ جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانِ، فَقَالَ : سِيْرُوا، هَذَا جُمْدَان، سَبَقَ المفَرِّدُون، قَالُوا : وَمَا المفَرِّدُونَ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتُ

{رواه مسلم والبيهقي}[7]

Dari Abu Hurairah ra, berkata :” Bahwa Rasulullah saw berjalan dimakkah beliau melewati gunung dikatakan kepada jumdan bersabda :

Berjalanlah, ini jumdan, berlombalah orang-orang yang menyendiri, Mereka bertanya : “ Siapakah orang-orang yang menyendiri itu wahai Rasulullah ? Beliau saw, bersabda :”Yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah swt.

أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْد الخُدْرِي أَنهَُّمَا شَهِدَا عَلَى رَسُوْلُ اللهِ y قَالَ :

مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ خَفَّتْ بِهِمْ اْلمَلاَئكِةَِ وَغَشَيَتـهُمُ اْلرَحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيِهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ الله فِيْمَنْ عِنْده.

{ رواه الترمذي ومسلم وابن ماجه}[8]

Dari Abu Hurairah dan Abi Sa’id al-Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Rasulullah saw bersabda :

“Tidaklah dari suatu kaum berdzikir kepada Allah swt kecuali malaikat mereka dan diturukan kepada mereka ketenangan dan Allah mengingat mereka siapa yang disisi-Nya.

Ibrah :

v Anjuran berdzikir kepada Allah swt pada waktu pagi dan petang.

v Allah swt akan senantiasa mengingat hambanya yang selalu berdzikir.

v Malaikat memberikan ketenangan kepada mereka dan mereka selalu berada dalam lindungan Allah swt.

Anjuran Berkumpul di Majlis Dzikir

عَنْ أَبِي هُرَيرَْةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

إِنَّ لِلّهِ تَعَالَى مَلَائِكَةً يَطُوْفُوْنَ فِي اْلطُرُقِ يَلْتَمِسُوْنَ أَهْلَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ تَنَادُوْا هَلُمُّوا اِلَى حَاجَتِكُمْ فَيَخِفُّوْنَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ اِلَى السَّمَاءِ الدُّنيْاَ فَيَسْأَلهُمُ رَبُّهُمْ، وَهُوَ اَعْلَمْ، مَايَقُوْلُ عِبَادِيْ ؟ قَالَ : يَقُوْلُونَ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُحَمِّدُوْنَكَ وَ يُمَجِّدُوْنَكَ، فَيَقُوْلُ : هَلْ رَأَوْنِى ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : لاَ، وَاللهِ ماَرَأَوْكَ، فَيَقُوْلوُْنَ : كَيْفَ لَوْ رَأَوْنىِ ؟ قَالَ : يَقُُوْلُوْنَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوْا اَشَدَّ لَكَ عِبَادًَة، وَاَشَدَّ تَمْجِيْدًا وَاَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا، فَيَقُوْلُ : فَمَا يَسْأَلُوْنَ ؟ قَالَ :يَقُوْلَوْنَ : يَسْألَوُنَِكَ اْلجَنَّةَ، قَالَ : يَقُوْلُ : وَهَلْ رَأَوْهَا ؟ قَالَ : يَقُوْلُوْنَ : لاَ، وَاللهِ يَارَبِّ مَارَأَوْهَا، قَالَ :يَقُوْلُ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهاَ ؟ قَالَ : يَقُوْلُوْنَ : لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا اَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَاَشَدَّ لهَاَ طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيْهَا رَغْبَةً، قَالَ : فَمِمَّ يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ قَالَ : يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ قَالَ : َيتَعَوَّذُوْنَ مِنَ النَّارِ، قاَلَ : فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأَوْهَا ؟قَالَ : يَقُوْلُوْنَ : لاَ، وَاللهِ مَارَأَوْهَا، فَيَقُوْلُ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا ؟ قَالَ : يَقُوْلُوْنَ : لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا اَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَاَشَدَّ لَهَا مُخَافَةً، قاَلَ : فَيَقُوْلُ : فَأُشْهِدُكًُمْ أَنيِّ قَدْ غَفَرْتُ لهَمُ، يَقُوْلُ : مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ : فِيْهِمْ فُلاَنٌ لَيْسَ مِنْهُمْ، اِنَّمَا جَاءَ لحَِاجَةٍ قَالَ : هُمُ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى جَلِيْسُهُم.

{ رواه الترمذي ومسلم وابن ماجه}[9]

Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw, bersabda, :

“Sesungguhnya Allah menugaskan malaikat berkeliling di jalan mencari majlis dzikir, maka apabila bertemu dengan kaum yang sedang berdzikir kepada Allah, masing-masing dari mereka memanggil kawan-kawannya. Inilah hajat yang kamu cari. Maka dikerumuni majlis itu dengan sayap mereka hingga ke langit dunia. Kemudian Tuhan bertanya kepada mereka, padahal Tuhan lebih mengetahui, apakah yang dibaca oleh hambaku ? Jawab mereka, mereka bertasbih, bertakbir, memuji dan memuliakan Tuhan. Tuhan bertanya, “Apakah mereka telah melihatKu ? Jawab mereka, “Belum, demi Allah, mereka belum melihat Tuhan. Allah bertanya, “maka bagaimana kalau melihatKu ? Jawab malaikat, “Tentu mereka akan lebih giat beribadah, taat dan lebih banyak bertasbih kepadaMu. Tuhan bertanya, ‘apakah mereka telah melihatnya ? Jawab, malaikat “Demi Allah, mereka belum melihatnya. Tuhan bertanya, bagaimana andaikata mereka dapat melihatnya ? jawab Malaikat, tentu mereka akan lebih menginginkan dan lebih bersemangat ? “Jawab malaikat, andaikata mereka telah melihatnya, pasti akan lebih takut dan lari menjauh daripadanya. Firman Allah, saksikan olehmu, bahwa Aku telah mengampuni mereka semuanya. Seseorang malaikat berkata, ya Tuhan, dimajlis itu. Jawab Allah, merekalah ahli majlis yang tidak akan kecewa siapa yang duduk bersama mereka.

وَعَنْ أَبِي وَاقِدِ اْلحَارِثِ بْنِ عَوْفٍ َرضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ y:

بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي اْلمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذَا اَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اِثْنَانِ اِلَى رَسُولِ اللهِ y وَذَهَبَ وَاحِدٌ، فَوَقَفَا عَلىَ رَسُوَلِ اللهِ y فَِأَمَّا أَحَدُ هُمَا فَرَآى فُرْجَةً فِي اْلحَلَقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا، وَأَمََّا اْلآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ y قَالَ : اَلاَ اٌخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَآوَى اِلَى اللهِ فَآوَاهُ اللهُ، وَأَمَّا اْلآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ، وَأَمَّااْلآخَرُ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ {متفق عليه}[10]

Abu Waqid (al-Harist) bin ‘Auf ra berkata :

Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang laki-laki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti dihadapan Rasulullah saw, lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majlis itu, kemudian duduk padanya, sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga, maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, beliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu ? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakan, maka Allah pun malu (untuk menyaksikannya). Sedang orang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya.

Ibrah :

v Bahwa ada malaikat yang Allah tugaskan untuk berkeliling untuk mencari majlis-majlis dzikir dan menaungi mereka dengan sayap-sayap malaikai hingga langit dunia.

v Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang berdzikir kepada-Nya.

v Gambaran Rasulullah saw kepada 3 orang laki-laki, adapun salah seorang dari mereka berniat mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya Yang seorang lagi malu (untuk berdesak-desakan), maka Allah. Yang seorang lagi berpaling, maka Allah pun tidak memberikan kepadanya rahmat.

Allah selalu bersama orang yang berdzikir

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y:

يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَناَ عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِى وَأَناَمَعَهُ حِيْنَ يَذْكُرُنِِي، وَ إِنْ ذَكَرَنيِ فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَ إِنْ ذَكَرَنيِ فِي مَلأٍَ ذَكَرْتهُ ُفِي مَلأَ ِهِمْ خَيْرِ مِنْهُمْ وَاِِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَاِنْ تَقَرَّبَ ِالَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي َيمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.

{رواه البخاري}[11]

Dari abu hurairah ra berkata berkata Rasulullah saw : “Allah swt berfirman :

Aku berada dalam praduga hamba-Ku tentang diri-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingatku di jiwanya maka Aku akan mengingatnya di jiwa-Ku. Dan jika dia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, maka Aku akan mengingatnya dalam kelompok kebaikan darinya. Dan jika mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta dan jika mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan datang kepadanya dengan berjalan, maka akan datang kepadanya dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله yقال :

يَقَُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِى، وَأَنَامَعَه ُحِيْنَ يَذْكُرُنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِيْ وَاِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مََلأٍ خَيْرَ مِنْهُمْ

{رواه مسلم والترمذي }[12]

AAbu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :

Allah telah berfirman, “Aku selalu mengikuti sangkaan hambaku kepadaKu, dan Aku selalu menyertainya jika ia bedzikir kepadaKu. Jika ia ingat (dzikir) kepadaku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diriKu. Dan jika ia ingat kepadaKu dalam majlis orang banyak, niscaya Aku ingat dia dalam kelompok yang lebih baik dari kelompoknya”.

وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلَسَا يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ، إَلَّا خَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ. {أخرجه المسلم}[13]

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw, bersabda :

“ Suatu kaum tidak duduk dalam suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah, kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat, dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada dekat-Nya”.

Ibrah :

v Perumpamaan orang yang mengingat Allah swt seperti apa yang tertera dalam hadist qudsi bahwa seperti apa hambanya dekat seperti itu pula Allah swt kepadanya.

v Tidak ada amal yang menyelamatkan seseorang dari azab api neraka kecuali selalu berdzikir kepada-Nya atau selalu mengingat Allah dalam hatinya.

v Duduknya sekelompok orang dalam majlis dzikir merekalah orang-orang yang diliputi rahmat dan dekat di dekat-Nya.

Perbedaan orang yang berzikir dan yang tidak

عَنْ أَبيِ مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِي y :

مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ اْلحَيِّ وَاْلمَيْتِ

{رواه البخاري}[14]

Dari Abu Musa ra berkata : berkata Rasulullah saw :

“Perumpamaan bagi orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah bagaikan orang hidup dan orang mati.

Ibrah :

v Rasulullah saw memberikan perumpamaan orang yang bedzikir dan yang tidak berdzikir kepada Allah ibarat orang yang hidup dan orang mati.

Makruhnya seseorang yang berdiri dari majlis dzikir dan tidak berdzikir kepada Allah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهُ y :

مَا مِنْ قَوْمُ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ، لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ، إِلاَّ قَامُوا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ، وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً

{رواه أبو داود وأحمد }[15]

Dari abu Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda :

"Tidak ada suatu kaum yang berdiri suatu majlis, dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah swt didalam majlis itu kecuali mereka berdiri diatas bangkai khimar dan mereka akan menyesal.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ y أَنَّهُ قَالَ :

{مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لمَ ْيَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ، كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ الله تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لاَ يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ، كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ}

{رواه أبو داوود}[16]

dDari Abu Hurairah berkata :Dari Rasulullah bersabda :

“Barangsiapa duduk dalam sebuah tempat duduk dimana dia tidak berdzikir kepada Allah swt ditempat itu, maka terdapat suatu kejauhan baginya dari Allah swt ditempat itu” Yakni berupa kekurangan, penyesalan dan konsekuensi.

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ عُمَرَو قاَلَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

{مَا مِنْ قَوْمٍ جَلَسُوْا مَجْلَسًا لمَ ْيَذْكُرُوْا اللهَ فِيْهِ إِلاَّ رَأَوْهُ حَسْرَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ}

{رواه أحمد }[17]

Dari Abudullah ibn umar berkata, berdabda Rasulullah saw :

Tidaklah suatu kaum yang duduk disebuah majlis dzikir sedang mereka tidak berdzikir melaikan mereka akan melihat kesedihan pada hari kiamat.

Ibrah :

v Perumpamaan orang yang berada dimajlis dzikir tetapi mereka tidak berdzikir kepada-Nya ibarat orang yang berdiri pada bangkai khimar dan sungguh mereka akan menyesal.

v Allah pun akan menjauhi orang-orang yang demikian dan mereka akan merasa kekurangan.

v Mereka akan mendapatkan kesedihan pada hari kiamat

Kafaratul majlis

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرو بنِ العَاصِّ، أَنهَّ ُقَالَ :

كَلَِمَاتٌ لاَ يَتَكَلمُ بَِهِنَّ أَحَدٌ فِي مَجْلِسِهِ عِنْدَ قِيَامِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، إِلاَّ كُفِّرَ بِهِنَّ عَنْهُ، وَلاَ يَقُوْلهُُنَّ فِي مَجْلِسِ خَيْرٍ وَمَجْلِسِ ذِكْرٍ، إِلاَّ خُتِمَ لَهُ بِهِنَّ عَلَيْه،ِ كَمَا يُختَم بِالْخَاتِمِ عَلىَ الصَحِيْفَةِ : سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ}

{رواه أبو داود والترمذي و النسائ}[18]

Dari abdullah bin umar bin ash bahwasanya ia berkata :

Ada kalimat yang apabila salah seorang membacanya ketika hendak berdiri (setelah usai dari majlis dzikir), sebanyak tiga kali maka akan dihapus dosanya, dan membacanya dimajlis kebaikan dan majlis dzikir maka akan ditutup baginya keburukan sebagaimana penutup menutup .................yaitu (SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA LAA ILAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA).

وعَنْ جبير بن مطعم عن النبي y قال :

{سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ، تُبْ عَليَّ وَاغْفِرْلِي، يَقُوْلُهَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، فَإِنْ كَانَ كَفَّارَةً لَهُ، وَإِنْ كَانَ مَجْلَسَ ذِكْرٍ كَانَ طَابِعًا عَلَيْهِ}

{رواه الطبريV}[19]

Dari Jubair bin Mut’im dari Rasulullah bersabda :

(SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA, (LAA ILAHA ILLA ANTA, TUB ALAIYA WAGHFIRLI, membacnya sebanyak 3 kal, maka itu merupakan kafarat baginya, dan jika dimajlis dzikir itu merupakan kebiasaan atasnya.

وعَنْ رَافِع بن خَدِيجَ قال : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ y لاَ يَقُوْمُ مِنْ مَجْلِسٍ حَتَّى َيقُوْلُ :

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وأَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ}ثم يقول :{كفارة لما يكون في المجلس}

{رواه الطبري}

Dari Raafi’ bin Khadij berkata : Bahwa Rasulullah saw tidak berdiri dari suatu majlis sampai beliau membaca :

(SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WASTAQFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA).kemudian membaca (Kafarat yang biasa Nabi membaca pada suatu majlis. [20]

Ibrah :

v Bahwa Rasulullah saw membaca kaffaratul majlis setelah usai dari sebuah majlis dengan membaca SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA LAA ILAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA.

BAB III

KEUTAMAAN TAHLIL

َلا إِلَهَ إِلَّا الله sebagai kalimat taqwa dan da’watul hak

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ y قَالَ :

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ ِفي يَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ اْلشَيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يَمْسِىَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ ِممَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ.

{رواه البخاري}[21]

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Barang siapa membaca : LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, tiap-tiap hari 100 kali, maka bacaan itu seimbang dengan memerdekakan budak (sahaya) sepuluh orang, dan tertulis baginya seratus hasanat (kebaikan), dan dihapuskan daripadanya seratus dosa, dan menjadi perlindungan bagainya dari gangguan setan sepanjang hari itu hingga sore. Dan tiada seseorang yang lebih utama daripadanya kecuali yang berbuat seperti itu, atau lebih banyak dari itu.

v Barang siapa yang membaca (LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR), maka pahalanya seimbang dengan memerdekakan hamba sahaya sebanyak 10 orang.

v Diampuni dosanya dan terlindungi dari setan sepanjang hari itu hingga petang.

Lafaz dan bilangan yang disunahkan dalam mebacanya

عَنْ أَبِي أَيُّوبِ اْلأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِ لاََّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.

{متفق عليه}[22]

Dari Abu Ayyub al-Anshory r.a bahwa rasulullah saw bersabda : Barangsiapa membaca : LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, (artinya = Tidak ada tuhan selain Allah, yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, segala kerajaan dan puji hanya milik-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) 10 kali, ia seperti orang yang memerdekakan empat belas orang dari anak Ismail.

وعن المغيرة بن شعبة رضي الله عنه أن رسول الله y:

كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ، اللّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ.

{رواه الترمذي}[23]

Al-Mughirah bin Syu;bah ra berkata : sesungguhnya Nabi saw jika selesai shalat hingga salam beliau membaca :

LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MANI’A LIMAA A’THAITA, WA LAA MU’THYA LIMMA MANA’TA, WA LAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU. (artinya = Tidak ada tuhan selain Allah, yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, segala kerajaan dan puji hanya milik-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang engkau tolak, dan tiada berguna kekayaan bagi orang kaya, karena asal kekayaan itu daripada-Mu)

Ibrah :

v Siapa yang membaca Laa Ilaaha Illaallaahu Wahdahu Laa Syarika Lahu, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Sya’in Qadiir, sepuluh kali maka ia seperti memerdekakan budak dari anak isma’il.

v Kebiasaan Nabi Muhammad saw setelah selesai shalat membaca Laa Ilaaha Illaallaahu Wahdahu Laa Syarika Lahu, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Sya’in Qadiir, Allaahumma Laa Mani’a Limaa A’thaita, Wa Laa Mu’thya Limma Mana’ta, Wa Laa Yanfa’u Dzal Jaddi Minkal Jaddu

BAB IV

TASBIH

Kalimat yang di cintai Allah dan Rasul-nya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي y قَالَ :

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي اْلِميْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.

{ متفق عليه و الترمذي و النسائ واللفظ له }[24]

Dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah bersabda :

Dua kalimat yang ringan di lidah tetapi berat dalam timbangan, sangat digemari Allah yaitu : SUBHANALLAAHI WABIHAMDIHI, SUBHANALLAAHIL AZHIM

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ النَّبِي y:

يَكْثُرُ أَنْ يَقُوْلُ فِي رُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْلِي.

{ رواه الترمذي } [25]

Dari Aisyah ra. Berkata :

Adalah Nabi saw sering membaca dalam ruku’ dan sujudnya (SUBHANAKALLAAHUMMA RABBANA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGFIRLI (maka Suci Engkau, ya Allah, ya Tuhan kami, dan dengan memujiMu ya Allah, ampunilah kami)

Ibrah :

v Allah sangat menggemari dua kalimat yang ringan dalam penyebutannya, tetapi berat dalam pahal yaitu (Subhanallaahi Wabihamdihi, Subhanallaahil Azhim).

v Apabila Nabi Muhammad shalat dalam ruku dan sujudnya sering membaca Subhanakallaahumma Rabbana Wa Bihamdika Allaahummagfirli.

Ganjaran orang yang membaca Subhanallah wa bihamdih

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ y قَالَ :

مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ تحُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ

{رواه البخاري ومسلم والترمذي وابن ماجه و النسائ }[26]V

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda :

Barang siapa yang membaca (SUBHAANALLAH WA BIHAMDIH) sehari seratus kali maka akan dihapus kesalahan-kesalahannya walaupun seperti buih dilautan.

عَنْ مَصْعَب بنِ سَعد عَنْ أَبِيْهِ : أَنَّ رسول الله y قَالَ لِجُلََسَائِهِ :

أيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبُ ألفَ حَسَنَةٍ ؟ فَسَأَلهَُ سَائِلٌ مِْن جُلَسَائِهِ كَيْفًَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ : يُسَبِّحُ أَحَدُكُمْ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ تُكْتَبُ لَهُ أُلفُ حَسَنَةٍ وَتُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ سَيِّئَةٍ}

{ رواه الترمذي ومسلم والنسائ}[27]:

Dari Mus’ab Bin Sa’din dari bapaknya :

Bahwa Rasulullah saw berkata kepada teman yang bertasbih : Apakah salah satu dari kalian sanggup memperoleh seribu kebaikan ? seseorang dari orang-orang yang bertasbih bertanya bagaimana salah seorang dari kami memperoleh seribu kebaikan itu ? Nabi bersabda : kalian bertasbih seratus kali tasbih, akan ditulis baginya seribu kebaikan dan dihapus seribu keburukab darinya.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ y قَالَ :

{مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ مِائَةَ مَرَّةٍ غُفِرَتْ لَهُ ذُنًُوْبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ }

{ رواه البخاري والترمذي وابن ماجه والنسائ}[28]

Dari Abu Huraiarah bahwa Rasulullah saw bersabda :

Barang siapa yang membaca : (SUBHAANALLAAHI) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan dosa-dosanya, walau sebanyak buih dilautan.

Ibrah :

v Orang yang membaca (Subhaanallah Wa Bihamdih), dalam sehari seratus kali, maka akan diampuni kesalahan-kesalahan walaupun kesalahan itu seperti buih dilautan.

v Ketika Rasulullah berkata kepada orang-orang yang sedang bertasbih untuk memperoleh seribu kebaikan, Nabi memerintahkan agar bertasbih seratus kali, maka akan ditulis baginya seribu kebaikan dan akan dihapus seribu keburukan darinya.

Anjuran bertasbih ketika pagi dan petang

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

مَنْ قَالَ حِيْنَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِى سُبْحَانَ الله وِبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ َيأْتِ أَحَدُ يوَمْ َاْلقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ ِممَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قاَلَ مِثْلَ مَاقَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

{رواه الترمذي}[29] [30]

Dari Abu Hurairah r.a berkata : bersabda Rasulullah saw :

Barang siapa yang bertasbih ketika pagi dan petang (SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI), seratus kali tidak akan datang seseorang pada hari kiamat lebih utama dari apa yang datang darinya (orang yang bertasbih), kecuali seseorang yang bertasbih seperti dia atau yang melebihinya.

Ibrah :

v Perumpamaan orang yang bertasbih pada hari kiamat : (Tidak ada seseorang yang lebih utama dari orang yang bertasbih pada hari Kiamat kecuali seseorang yang bertasbih sepertinya atau melebihinya. )

BAB V

DOA-DOA

Doa adalah ibadah dan intinya ibadah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النبَِّي y قَالَ :

{الدُّعَاءُ مُخُّ اْلعِبَادَةِ }

{رواه الترمذي}[31]

Dari Anas bin Malik dari Nabi Bersabda :

Do’a adalah inti/otaknya ibadah

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍعَنِ النَّبِي y قَالَ :

{الدُّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَة} ثمَُّ قَرَأَ : {وَقاَلَ رَبُّكُم ادْعُوْنِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرُوْن}

{رواه الترمذي}[32]

Dari Nu’man bin Bashyir dari Nabi Bersabda :

Do’a adalah ibadah”

Ibrah :

v Do’a merupakan otak atau inti dari sebuah ibadah.

Do’a yang sering dilantunkan Rasulullah saw

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِي y :

اللهُمَّ آتَنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. {متفق عليه}[33]

Dari Anas ra berkata :

Kebanyakan doa Nabi saw adalah ALLAAHUMMA RABBANA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI HASANATAN WA QINAA ‘ADZAABAN NAR (Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan periharalah kami dari siksa api nerka (Bukhari Muslim).

وَعَنْ أَبِي بَكْرِ الصِّدِّيْقِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنهَّ ُقَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ y :

عَلِّمْنِي دُعَاءَ أَدْعُوْبِهِ فِي صَلاَتِهِ، قاَلـَـــــــ : قُلِ اللهُمَّ إِنِِي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْلِي مَغْفِرَةً مِنَ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

{متفق عليه}[34]

Abu Bakar ash-Shiddiq ra berkata, :

“Ya Rasulullah ajarkan kepadaku doa untuk kubaca dalam shalat” Nabi saw bekata, bacalah : ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA, FAGFIRLI MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA, WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIM (Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan penaganiayaan yang banyak dan tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan pengampunan dari sisiMu. Dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha penyayang).”

وَعَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ عَنْهُ عَنِ النَّبِي y

أَنهَّ ُقاَلَ كَانَ يَدْعُوْ بِهَذَا الدُّعَاءِ : اللهُمَّ اغْفِرْلِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَاَسْرَافِي ِفي أَمْرِيْ وَمَا أَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اللهُمَّ اغْفِرْلِي جَدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِ وَعَمْدِي وَكَلَّ ذَلِكَ عِنْدِيْ، اللهُمَّ اغْفِرْلِي مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ َوأَنْتَ اْلمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيْرٌ.

{متفق عليه}[35]

Abu Musa berkata ra berkata : Nabi saw telah berdo’a :

ALLAHUMMAGHFIRLII, KHATIIATI, WA JAHLI, WA ISRAAFII FII AMRI WA MAA ANTA A’LAMU BIHI MINNI. ALLAAHUMMAGHFIRLII JIDDI WA HAZLI WA KHATHA’I WA ‘AMDII WA KULLU DZAALIKA ‘INDII ALLAHUMMAGHFIRLII MA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU, WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU, WA MAA ANTAL A’LAMU BIHI MINNI, ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL MUAKHKHIRU, WA ANTA A’LAA KULLI SYAI’IN QADIR. (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku dan keberlebihanku dalam urusanku, dan apa saja yang engkau lebih tahu daripadaku, Ya Allah ampunilah aku dari (buah jelek) sungguh-sungguhku dan tidak sungguh-sungguh, kekeliruanku dan kesengajaanku, karena semua itu ada padaku. Ya Allah, ampunilah aku dari (buah jelek) apa yang telah aku kerjakan dan apa yang akan aku kerjakan, dan apa yang aku rahasiakan dan apa yang aku nyatakan dan apa yang Engkau lebih tau daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang memudahkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu)

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ y:

كَانَ يَقُوْلُ، اللهُمَّ اَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِي مَاقَدَّمْتُ وَمَا آخَرْتُ، وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ، أَنْتَ اْلمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ زَادَ بَعْضُ الرُوَاةِ: وَلَا حَوْلاَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِااللهِ.

{متفق عليه}[36]

Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah saw biasa membaca doa :

ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAKAMTU, FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU, WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU, ANTAL, MUQADDIMU WA ANTAL MU’AKHKHIRU LA ILAA BILLAAHI. ( Ya Allah, kepadaMu aku kembali, dengan pertolonganMu aku berjuang dan kepadaMu aku berhukum. Maka ampunilah aku dari (buah yang jelek) apa yang telah aku rahasiakan dan apa yang aku nyatakan. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang memundurkan. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)

Ibrah :

v Do’a yang sering dilantunkan Nabi Muhammad saw (Allaahumma Rabbana Aatinaa Fiddunyaa Hasanatan Wa Fil Aakhirati Hasanatan Wa Qinaa ‘Adzaaban Nar).

v Suatu ketika Nabi Muhammad saw mengajarkan kepada Abu Bakar Siqqiq suatu do’a (Allahumma Innii Zhalamtu Nafsii Zhulman Katsiiran Wa Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Anta, Fagfirli Maghfiratan Min ‘Indika, Warhamnii Innaka Antal Ghafuurur Rahim).

v Abu Musa juga pernah mendengar ketika Rasulullah berdo’a dengan menggunakan, : (Allahummaghfirlii, khatiiati, wa jahli, wa israafii fii amri wa maa anta a’lamu bihi minni. allaahummaghfirlii jiddi wa hazli wa khatha’i wa ‘amdii wa kullu dzaalika ‘indii allahummaghfirlii ma qaddamtu wa maa akhkhartu, wa maa asrartu wa maa a’lantu, wa maa antal a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, wa anta a’laa kulli syai’in qadir).

v Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Muhammad saw juga biasa berdo’a dengan menggunakan, : (Allahumma Laka Aslamtu Wa Bika Aamantu Wa Ilaika Anabtu Wa Bika Khaashamtu Wa Ilaika Hakamtu, Faghfirlii Maa Qaddamtu Wa Maa Akhkhartu, Wa Maa Asrartu Wa Maa A’lantu, Antal, Muqaddimu Wa Antal Mu’akhkhiru La Ilaa Billaahi.)

Mulianya doa

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي y قَالَ :

{لَيْسَ شَيءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُعَاءِ}

{رواه الترمذي}[37]

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw bersabda : A

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah kecuali Do’a

Ibrah :

v Begitu mulianya do’a sehingga Nabi saw mengatakan, tidak ada sesuatu yang lebih mulia atau utama dari segala sesuatu dihadapan Allah.

Do’a perlindungan dari bahaya serta buruknya taqdir.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي y قَالَ :

تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ جُهْدِ اْلبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشمََاتهِ ِاْلأَدَاءِ.{متفق عليه} [38]

Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw. Bersabda, “Berlindunglah kamu kepada Allah dari bala menimpanya kesukaran, keburukan takdir, dan cemoohan musuh.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :y:

{إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ الله يَغْضَبُ عَلَيْهِ}

{رواه ابن ماجه}[39]u

Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw. Bersabda :

Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka kepadanya(Ibn majjah dibab doa)

Ibrah :

v Nabi memerintahkan agar selalu berlindung kepada Allah swt dari segala bahaya atau keburukan yang mengancam.

v Siapa saja yang meminta selain kepada Allah (menduakan-Nya maka murka akan datang kepadanya.

v Nabi Muhammad selalu mengajarkan do’a ketika cobaan atu kesukaran datang agar selalu membaca : (Laa Ilaaha Illallaahul ‘Azhimul Haliim, Laa Ilaaha Illallaahu Rabbul ‘Arsyil ‘Azhiim, Laa Ilaaha Illallaahu Rabbus Samaawaati Wal Ardihi Wa Rabbul ‘Arsyil Kariim)

Tergesa-gesa dalam berdoa:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي y قَالَ :

{يُسْتَجَابُ لأَِحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فََلَمْ يُسْتَجَبْ لِي}

{رواه البخاري والترمذي وأحمد}[40]

Dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda :

“Senantiasa diterima doa salah seorang dari kamu selama tidak terburu-buru, sehingga berkata, “Saya telah berdoa, tetapi tidak diterima

Ibrah :

v Adanya larangan dalam berdo’a yaitu tergesa-gesa dalam melakukannya.

v Senantiasa do’a seorang hamba diterima selama tidak terburu-buru

Do’a Ketika pagi dan petang

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ y يَأْمُرُناَ إِذَا أَخَذَ أَحَدُنَا مَضْجَعَهُ أَنْ َيقُوْلَ : اللهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الأَرْضِيْنَ رَبُّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيءٍ فَاِلقِ اْلحبِّ وَالنَّوَى ومُنْزِلَ التَوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَاْلقُرْآنِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَّتِهِ، أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ. وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَليَْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ. وَالظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَاْلبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ اَقْضِ عَنِّي الدِّيْنَ وَأغْنِنِي مِنَ اْلفَقْرِ}[41]

Dari Abu Hurairah berkata : bahwa Rasulullah saw memerintahkan kepada kami, ketika salah seorang dari kami hendak tidur, kemudian mengucapkan :

(ALLAHUMMA RABBAS SAMAWAATI WA RABBAL ARDLI WARABBAL KULLI SYA-IN FAALIQAL HABBI WANNAWAA MUNZILAT TAURAATI WAL INJIILI WAL QUR’AN A’UZUBIKA MIN SYARRI KULLI SYA-IN DZI SYARRIN ANTA AAKHIZUN BINASIYATI, ANTAL AWWALU FALAISA KOBLAKA SYA-UN. WA ANTA AKHIRU FALAISA BA’DAKA SYAI-UN. ANTA DHDAAHIRU FALAISA FAUQAKA SYAI-UN WA ANTA BAATHINU FALAISA DUUNAKA SYAI-UN IQDLI ‘ANNID DAINA WA AGHNINII MINAL FAQRI (Ya Allah, Tuhan langit dan bumi. Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, yang menumbuhkan butir – butir tumbuhan dan biji buah-bauahan, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur’an aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang memeliki keburukan dengan menjadikan dengan nasehatnya. Engkaulah yang dhahir sehingga tidak ada sesuatu pun diatas-Mu, Engakaulah yang batin sehingga tidak ada sesuatu pun dibawah-Mu. Bayarkanlah hutang saya dan kayakanlah saya dari kemiskinan.)

عَنْ أَبَانِ بنِ عُثْمَانِ قَالَ : سَمِعْتُ عُثْمَانَ بنِ عَفَّان يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :

مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُوْلُ فِي صَبَاحِ كُلَّ يَوْمٍ وَمَسَاءٍ كُلَّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّهُ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَليِْمُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَيضُرُّه شَيْءٌ}

{رواه الترمذي و أبو داوود وابن ماجه}[42]

Dari Abaan bin ustman berkata : saya mendengar Ustman bin affan ra berkata : bersabda Rasulullah saw :

Tidaklah dari seorang hamba berdoa setiap pagi dan petang dari malam mengucapkan : BISMILLAAHI LAA YADLURRU MA’ASMIHI SYA-UN FIL ARDLI WALAA FIS SAMAA-I WAHUWAS SAMII’UL ALIIMU. (dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu apapun yang membahayakan di bumi dan dilangit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بنِ يَزِيدِ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ : كَانَ النَّبِي y إِذَا أَمْسَى قاَلَ :

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى المُلْكُ ِللهِ وَاْلحَمْدُ ِللهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَه}، أُرَاهُ قَالَ فِيْهَا : {لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرِ، اَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اْللَيْلَة ِوَخَيْرَ مَابَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ اْللَيْلةَ ِ وَشَرِّ مَابَعْدَهَا، وَأعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلكَسَلِ وَسُوْءِ اْلكِبَرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ اْلقَبْرِ، وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذلِكَ أَيْضًا، أَصْبَحْنَا اْلمُلْكُ لله وَاْلحَمْدُ ِللهِ

{رواه مسلم والترمذي وأحمد وأبو داود }[43]

Dari Abdurrahman bin yazid dari abdillah berkata : Bahwa Nabi saw Apabila petang bersabda :

Petang datang pada kami, (Almulku Lillahi Laa Ilaa Haa Illah Wahdaulaa Syariikalah), dilihat dia bersabda (membaca pada waktu itu) Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa Ala Kulli Syaiin Qadiir, saya meminta kepada-Mu kebaikan pada malam ini dan selanjutnya, dan saya berlindung dari keburukan malam ini dan setelahnya, dan saya berlindung dari kemalasan dan kesombongan, dan saya berlindung dari azab api neraka dan azab kubur, dan apabila pagi ia membaca ini pula, pagi datang kepada kami, kerajaan dan pujian hanya milik-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ :yيُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ : يَقُوْلُ :

إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ اللهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَ وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ اْلَمصِيْرُ. وَإِذَا أَمْسَى فَلْيَقُلْ : اللهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَ وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ}

{رواه الترمذي}[44]

Dari Abu Hurairah r.a berkata : Bahwa Nabi saw mengajarkan sahabat-sahabatnya : membaca :

Apabila pagi datang kepada kalian hendaklah membaca (Allahumma Bika Asbahna Wa Bika Nahya Wa Bika Namuutu Wa Ilaikal Masir). Dan apabila petang maka hendaklah membaca (Allahumma Amsaina Wa Bika Asbahnah Wa Bika Nahya Wa Bika Namuutu Wa Ilaikan Nusuur.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قاَلَ أَبُوْ بكَرْ ٍ:

ياَرَسُوْلَ اللهِ مُرْنِي بِشَيءٍ أَقُوْلُهُ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ. قاَلَ : قُلْ : اللهُم َّعَالمِ َالْغَيْبَ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبََّّ كُلِّ شَيٍء وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَان ِوَشَرَكِهِ. قاَلَ قُلْهُ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ

{رواه البخاري والترمذي وأبو داود والنسائ}[45]

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Sesungguhnya Abu Bakar ra, berkata “Wahai Rasulullah, perintahkan aku dengan sesuatu yang aku membacanya pada waktu pagi dan petang ! Beliau saw bersabda :

“Katakanlah “ALLAHUMMA ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADATI, FAATHITAS SAMAAWAATI WAL ARDLI RABBA KULLI SYAI-IN WAMALIIKAHU ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA A’UUDZU BIKA MIN SYARRI WA SYARRISY SYAITHAANI WASYARIKIHI(Ya Allah yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata, pencipta langit dan bumi, Tuhan dan Raja segala sesuatu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, keburukan setan dan sekutunya. Beliau saw bersabda :”Ucapkanlah itu ketiaka engkau berada diwaktu pagi dan petang dan ketika engkau hendak tidur.

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ { عَنِ النَّبِي y قَالَ لَهُ :

أَلا َ أَدُلَّكَ عَلَىَ سَيِّدِ اْلإِسْتِغْفَارِ ؟ اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي أَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلىَ عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أََعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبْوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَليَّ وَأعتَرِفُ بِذُنوُبِْي فَاغْفِرْلِي ذُنوُبِي إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنوُبَ إِلاَّ أَنْتَ. لاَ يَقُوْلهَاَ أَحَدُكُمْ حِيْنَ ُيْمسِيَ فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ يُصْبِحَ إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ لاَ يَقُوْلُهَا أَحَدُكُمْ حِيْنَ يُصْبِحَ فَيَأْتيِ عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ اْلجَنَّةُ}

{رواه البخاري والترمذي }[46]

Dari Saddad bin Aus dari Nabi saw berkata padanya :

Ingatlah Aku akan menunjukkan kepadamu penghulu atau raja istighfar ?(ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAHA ILLA ANTA KHALAKTANI ANA ABDUKA WA ANA ALA AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UZU BIKA MIN SYARRI MAA SANA’TU WA ABUU LAKA BINI’MATI ALAIYA WA’TARIFU BIZUNUBII FAGHFIRLII ZUNUUBII INNAHU LAA YAGHFIRUZZUNUUBA ILLA ANTA.)(Ya Allah engakau adalah tuhanku, tiada tuhan selain engkau, engkau yang menciptakanku, aku hambamu, aku dalam gengaman dan janjimu apa yang aku mampu, aku berlindung kepadamu dari keburukan yang aku perbuat, dan aku mengaku nikmat yang engkau berikan kepadaku, dan aku mengaku akan dosa-dosaku maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali engakau) Tidaklah salah seorang dari kalian membacanya ketika petang kemudian datang taqdir kepadanya sebelum pagi kecuali baginya surga, Tidaklah salah seorang dari kalian membacanya ketika pagi kemudian datang taqdir kepadanya sebelum petang kecuali baginya surga.

Ibrah :

v Rasulullah memerintahkan kepada kita agar sebelum tidur hendaknya membaca (allahumma rabbas samawaati wa rabbal ardli warabbal kulli sya-in faaliqal habbi wannawaa munzilat tauraati wal injiili wal qur’an a’uzubika min syarri kulli sya-in dzi syarrin anta aakhizun binasiyati, antal awwalu falaisa koblaka sya-un. wa anta akhiru falaisa ba’daka syai-un. anta dhdaahiru falaisa fauqaka syai-un wa anta baathinu falaisa duunaka syai-un iqdli ‘annid daina wa aghninii minal faqri)

v Hendaklah bagi seorang hamba membaca (Bismillaahi Laa Yadlurru Ma’asmihi Sya-Un Fil Ardli Walaa Fis Samaa-I Wahuwas Samii’ul Aliimu), setiap pagi dan petang.

v Bahwa Nabi juga pernah mengajarkan kepada para sahabatnya bacaan ketika pagi dan petang yaitu : (Allahumma Bika Asbahna Wa Bika Nahya Wa Bika Namuutu Wa Ilaikal Masir)

v Nabi juga pernah mengajarkan kepada Abu Bakar tentang bacaan yang dibaca ketika pagi dan petang (ALLAHUMMA ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADATI, FAATHITAS SAMAAWAATI WAL ARDLI RABBA KULLI SYAI-IN WAMALIIKAHU ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA A’UUDZU BIKA MIN SYARRI WA SYARRISY SYAITHAANI WASYARIKIHI.

v Bahwa Nabi suatu ketika pernah mengajarkan kepada para sahabarnya tentang penghulu istighfar ?(ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAHA ILLA ANTA KHALAKTANI ANA ABDUKA WA ANA ALA AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UZU BIKA MIN SYARRI MAA SANA’TU WA ABUU LAKA BINI’MATI ALAIYA WA’TARIFU BIZUNUBII FAGHFIRLII ZUNUUBII INNAHU LAA YAGHFIRUZZUNUUBA ILLA ANTA), siapa saja yang membacanya ketika pagi kemudian maut menjemputnya sebelum petang maka surga baginya dan begitu pula sebaliknya.

Anjuran Berdo’a dengan memuji Allah dan shalawat kepada Nabi saw

سَمِعَ فَضَالَة َبنِ عُبَيْدِ يَقُوْلُ : سَمِعَ النَّبِيُ y :

رَجُلاً يَدْعُو فِي صَلاَتِهِ فَلَمْ يُصَلَِ عَلَى النَّبِي y فَقَالَ النَّبِي y {عَجِلَ هَذَا} ثُمَّ دَعَاهُ، فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ : إِذَا صَلىَّ أَحَدُكًُمْ فَلْيُبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِي y ثُمَّ لِِيَدْع ُ بَعْدُ مَاشَاءَ

{رواه الترمذي وأبوداد والنسائ}[47]

Fadalah bin Ubai’d berkata :

bahwa Nabi mendengar seseorang berdoa ketika selesai sholat, maka hendaklah bershalawat kepada Nabi saw. Nabi berkata kepadanya (percepat ini) kemudian mendoakannya, nabi berkata padanya atau kepada yang lain : Apabila salah satu dari kalian selesai shalat maka hendaklah dibuka dengan pujian kepada Allah, kemudian bershalawatlah kepada Nabi saw kemudian hendaklah berdo’a setelahnya apa yang kamu kehendaki.

Ibrah :

v Hendaklah setelah shalat membaca pujian bagi Allah dan bershalawat kepada Nabi saw kemudian baru berdoa sesuai yang ia kehendaki.

Doa ketika akan tidur

عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّ النَِّبي y :

كاَنَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قاَلَ (الَلهُّم َّبِاسْمِكَ أَحْيَا، وَبِاسْمِكَ أَمُوْت ، وَإِذَا أَصْبَحَ، قَالَ : ( اَلحَْمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُوْر)

{رواه البخاري ومسلم وأبوداود وابن ماجه وأحمد}[48]

Dari Huzaifata bahwa Nabi Muhammad saw :

Apabila ingin tidur pada tempat tidurnya, beliau berkata (Allahumma Bismika Ahya, Wa Bismika Amuut), dan apabila pagi (bangun), beliau berkata : (Alhamdulillahil Ladzii Ahyaanaa Ba’damaa Amaatanaa, Wailaihinnusur) (Ya Allah dengan menyebut nama-Mu yang Maha menghidupkan, dan Maha Mematikan dan apabila pagi (Segala puji bagi Allag yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kembali.

عَنْ حُذَيْفَةَ بنِ اليَمَان : أَنَّ النَّبِي y :

كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ رَأْسِهِ ثُمَّ قَالَ : اللهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُجْمَعُ أَوْ تُبْعَثُ عِبَادُكَ}

{رواه الترمذي وأبو داود}[49]

SDari Huzaifah bin yaman bahwa Nabi saw apabila ingin tidur, beliau meletakan tanganya dibawah kepalanya kemudian membaca : Allahumma qinii azaabaka tujma’ au tubasu ibaduka. (Ya Allah periharalah saya dari siksamu pada hari dimana dikumpulkan dan dibangkitkan hamba-hamba-Mu.)

Berkata Musa Al-As’ari Nabi Berdoa mengangkat tangannya dan saya melihat putih ketiaknya.

Ibrah :

v Apabila Rasulullah hendak tidur beliau membaca (Allahumma Bismika Ahya, Wa Bismika Amuut), dan apabila pagi (bangun), beliau berkata : (Alhamdulillahil Ladzii Ahyaanaa Ba’damaa Amaatanaa, Wailaihinnusur). Dan Beliau juga meletakan tangannya dibawah kepalanya kemudian membaca Allahumma qinii azaabaka yauma tujma’ au tub’asu ibaduka.

Waktu yang Dianjurkan untuk berdoa

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :y :

ينَْزِلُ رَبُّنَا كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنيْاَ حِيْنَ يَبْقَى ثُلًُثُ اللَّيْلِ اْلآخِرِ فَقَالَ : مَنْ يَدْعُوْنيِ فَاسْتَجِبْ لَهُ ؟ مَنْ يَسْألَنُِي فَاُعْطِيْهِ ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَاغْفِرْلَهُ}

{رواه مسلم}[50]

Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah saw bersabda :

” Turunlah rahmat Tuhan kami ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir, lalu berfirman : “Barangsiapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya”

Ibrah :

v Do’a bagus ketika dilakukakn disepertiga malam dan disini rahmat Allah turun.

v Barangsiapa yang memohon ampun dan meminta kepada-Nya, maka Allah akan mengampuni dan memberinya.

Mengangkat kedua tangan ketika berdoa

وَقَالَ أَبوُ ْ مُسى الأَشْعَرِيُّ :

دَعَا النَّبِيُّ y، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ وَقَالَ ابْن ُعُمَرَ : رَفَعَ النَّبِيُّ y يَدَيهِْ وَقَالَ : {اللهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْك َمِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ}

{رواه البخاري}[51]

Dari Abu musa Al Asyari berkata :

Rasulullah tengah berdoa, kemudian mengangkat tangannya dan saya melihat putihnya kedua ketiak beliau.dan berkata Ibnu umar berkata : Rasulullah mengangkat tangannya dan mengucapkan (Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan diri kepada-Mu dari apa yang telah diperbuat Khalid.

عَنْ أَنَسٍ قاَلَ :

{إِنَّ النبِي y رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَى رَأَيْتَ بَيَاضَ ِإبْطَيْهِ}

{رواه البخاري}[52]

Dari Anas ra, dia berkata :

“ Sesungguhnya Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya hingga aku melihat bagian putih kedua ketiaknya.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَفَعَهُ قَالَ :

إِنَّ اْلمَسْألَةَ َ أَنْ تَرْفَعَ يَدَيْكَ حَذْوَ مَنْكِبَيْكَ أَوْنَحْوِهُمَا وَاْلإِسْتِغْفَارُ أَنْ تُشِيْرَ بِأُصْبُعِكَ وَاحِدَةً وَاْلاِبْتِهَالُ أَنْ تُمِدَّ يَدَيْكَ جَمِيْعًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَجَعَلَ ظُهُوْرَ هُمَا ِممَّا يَلىِ وَجْهَهُ

{رواه أبو داود}[53]

Diriwayatkan secara marfu’ dari Ibnu abbas ra, berkata :

“Sesungguhnya suatu permohonan, hendaknya kamu menganggat kedua tanganmu kearah kedua pundakmu atau sejajar keduanya, dan untuk istighfar hendaknya kamu memberi isyarat dengan sebuah jarimu, dan untuk berdo’a sepenuh hati hendaknya engakau mengulurkan semua tanganmu”. Dan dia menganggat kedua tangannya dan menjadikan sisi luar keduanya sebagai apa yang mendekati wajahnya”.

Ibrah :

v Sebaiknya do’a dilakukan dengan mengangkat tangan

v Mengangkat tangan hendaknya sejajar dengan pundak dan ketika beristoghfar hendaknya dilakukan dengan menggunakan isyarat jari.



[1] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadist no. 3383). Al-Tirmizi berkata : Hadist ini Shahih.

[2] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadist no. 3382). Al-Tirmizi berkata : Hadist ini Gharib dari jalur ini.

[3] . Surat al-a’raf : 180

[4] Hadist Sahih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no. 6410), Attabrizi (hadist no. 2287) bab nama-nama Allah.

[5] Hadist Gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (hadist no. ) dan al-Baihaqi (hadist no. ) Attibrizi dalam kitabnya Miskatul masabih bahwa al-Tirmizi dan al-Baihaqi berkata bahwa hadist ini Gharib.

[7] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (hadist no. 4/2062/504) dari amiah ibn bastom al-aisy. Hadist ini juga diriwayatkan oleh al- Baihaqi dalam al-Syu’ab (hadist no. 504, hal. 389)

[8] Hadist shahih, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (hadist no. 3389) hadist ini juga diriwayatkan juga oleh (Muslim hadist no. 2700) bab (keutamaan berkumpul dalam membaca Al-Qur’an dan berdziikir, Ibnu Majjah (hadist no. 3791) bab(35) keutamaan berdzikir.

[9] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6308), bab keutamaan dzikir kepada Allah.

[10] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6309 ), Muslim (hadist no. 2706 )

[11] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6401),

[12] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Muslim, (hadist no. 2), hal. 2061, al-Tirmizi (hadist no. 3605)

[13] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh at-Thabari dalam Kabir (hadist no.166)

[14] Hadist shohih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadist no. 6407)

[15] . Hadist hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, (hadist no. 4855), dan Tirmidzi (hadist no. 3377), Ahmad (hadist no. 2/389,494,515,527). Al-Tirmizi berkata hadist ini hasan.

[16] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Abu daud (hadist no.4852), hadist ini shohih dengan masdar sendiri.

[17] Hadist sohih, yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnad (hadist no.463/2). Beliau berkata para perawi hadist ini kuat serta dhobit.

[18] Hadist hasn shohih lighairi, yang diriwayatkan oleh Abu daud, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i , (hadist no. 4857). Abu Daud berkata : hadist ini hasan sohih lighairi dari jalan ini, tidak diketahui hadist ini kecuali dari Suhail

[19] Hadist dhaif’, diriwayatkan oleh Thabari dalam Khabir, (hadist no. 1587). At-Thabari mengatakan dalam kitab Maj’mu zawaaid wa man’baul fawaaid, haitsami (hadist no. 17161), dalam hadist ini ada khlid bin yazid al-amri yang ia nilai dhaif’

[20] Hadist shahih, diriwayatkan oleh at-Thabari dalam al-khabir (hadist no. 4445). Beliau berkata hadist ini shahih karena rijal tsiqat.

[21] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no. 6398 )

[22] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no. 6403), dan Muslim (hadist no. 2691)

[23] Hadist hasan sohih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadist no. 3479). At-Tirmizi berkata bahwa hadist ini hasan Shohih hal. 287

[24] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no. 6406), Muslim (hadist no. 2694), dan An-Nasa’i (hadist no. 836)

[25] Hadist hasan, sohih gharib. Diriwayatkan oleh al-Tirmizi , (hadist no. 3467), An-Nasa’i (hadist no. 84). At-Tirmizi berkata bahwa hadist ini hasan shohih gharib. hal.287

[26] Hasan shahih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no.6306), didakwah bab. 65 keutamaan tasbih, Muslim (hadist no.2694) bab keutamaan tahlil dan tasbih, Tirmidzi (hadist no. 3477). Ibnu Majjah pada adab (hadist no.3806) bab (52) Keutamaan tasbih). An-Nasai (hadist no.836) amalan sehari semalam bab apa yang berat ditimbangan.

[27] Hadist hasan Shohih, at-Tirmidzi no. (3474), hal.286. diriwayatkan pula oleh Mislim no. (2698) dzikir dan doa bab keutamaan tahlil, tasbih dan doa. An-Nasai no. (152) amalan sehari semalam. At-Tirmizi berkata bahwa hadist hasan Shahih.

[28] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no. 6305), at-Tirmizi, (hadist no. 3477), Ibnu Majjah (hadist no. 3812), an-Nasa’i (hadist no. 832) dalam amalan sehari semalam. At-Tirmizi berkata hadist ini shahih.

[29] Hadist hasan shahih gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3480), Abu daud dalam adab (hadist no. 5091), An-Nasa’i (hadist no. 573), At-Tirmizi berkata hadist ini hasan shohih gharib.

[31]Hadist Gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3382). At-Tirmidzi berkata Kita tidak mengetahuinya kecuali dari hadist ibn Lahii’ah.

[32] Hadist hasan shohih, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3383). At-Tirmizi berkata bahwa hadist ini

hasan shohih, dari nu’man bin basiirin meriwayatkan dari zarrin kami mengetahui darinya ia adalah (zarrin ibn Abdullah al-hamdani orang yang tsiqoh bapak dari umar bin zarrin.

[33] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 3601), Muslim (hadist no.2604 )

[34] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 3652), Muslim (hadist no.2608 )

[35] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 3683), Muslim (hadist no. 2654)

[36] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6220), Muslim (hadist no. 2696)

[37] Hadist hasan gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3381), Ibnu Majjah (hadist no. 3829) Tirmizi berkata hadist ini hasan gharib. Kami tidak mengetahui marfu’ kecuali dari hadist ‘Imran qattan. Ia adalah anaka daud dan dengan laqob Abu awwam.

[38] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6320), Muslim (hadist no. 2713)

[39] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majjad (hadist no. 3827)

[40] Hadist shahih , diriwayatkan oleh Bukhori (hadist no. 6340), at-tirmizi (hadist no. 3398), Ahmad dalam musnad (hadist no. 13007). At-Tirmizi berkata hadist ini shahih

[41] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6430)

[42] Hadist Hasan gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3399), Abu Daud (hadist no. 5087), ibnu Majah (hadist no. 3869). At-Tirmizi berkata bahwa hadist ini hasan gharib.

[43] Hadist shohih, diriwayatkan oleh muslim (hadist no. 2723), at-Tirmizi (hadist no.3401), Ahmad dalam musnad bab Dzikir dan doa, (hadist no. 4192), Abu Daud (hadist no.5071). At-Tirmizi berkata bahwa hadist ini shohih

[44] Hadist hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3402), Abu Daud pada adab (hadist no. 5068) bab apa yang dikatakan apabila pagi.

[45] Hadist Shohih, diriwayatkan oleh Bukhari (hadist no. 6306), at-Tirmidzi (hadist no. 3403), Abu Daud, pada Adab (hadist no. 5067) bab apa yang dikatakan apabila pagi, An-Nasai, (hadist no. 572) amalan sehari semalam.

[46] Hadist Hasan Gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmizi (hadist no. 3404), Diriwayakan pula oleh Bukhari (hadist no. 6306) dahwah, bab keutamaan Istigfar. Dari riwayat Buraidah berkata Ka’ab bin Adawi telah meriwayatkan kepadaku berkata saddad bin Aus telah meriyawatkan kepadaku dari Rasulullah saw berkata : (raja istighfar berkata : Allahumma anta rabii, khalaktani wa ana abduka, wa ana ala ahdika wa wa’dika masthato’tu, wa ‘auzu bika min syarri maa sana’tu, wa abuu laka bini’mati alaiya, wa abuu laka bizambi, fhagfirli, fainnahu laa yaghfiru zunuuba illa anta) wa man qaalaha minan nahari muu’qinan biha fa mata min yaumihi qabla ai yumsiya fa huwa min ahli jannah, wa man qaalaha minal laili muu’qinan biha famata qabla ai yusbih fa huwa min ahli jannah. Ma’na perkataan (Abuu) : membaca / mengaku

[47] Hasan Shohih, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (hadistno. 3488), hadist ini juga diriwayatkan oleh Abu daud pada sholat (hadist no.1481) bab doa. An-Nasai pada Sahwi (hadist no.1283) bab Tahmid dan shalawat atas Nabi saw ketika shalat.

[48] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari, (hadist no : 6312), Abu daud (hadiat no. 5049) bab Adab dan sunahnya, Ibnu majah (hadist no. 3880), Ahmad di musnad (hadist no. 23417), semuanya dari hadist huzaifah bin yaman ra. Sebagaimana yang diriwayatkan muslim pada shohihnya (hadist no. 2711) bab dzikir, doa, akan tetapi dari bara bin a’zib.

[49] Hadist Shahih, diriwayatkan oleh at-Tirmdzi, (hadist No. 3409), Abu Daud (hadist no. 3877), Bab doa ketika berbaring di tempat tidur

[50] Hadist shohih, diriwayatkan oleh muslim (hadist no.2854)

[51] Hadist muallaq, diriwayatkan oleh Bukhari sebagai (hadist no. 6340). Yang dimaksudkan adalah Khalid bin Al Walid dan tindakannya melakukan pembunuhan dalam perang Bani Judzaimah, dimana Rasulullah saw menganggap hal itu sebagai kesalahan dan tidak mau tahu dari perbuatan itu. Sementara yang dimaksud dengan ta’liq Imam Bukhari adalah sebagai hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tanpa suatu sanad atau dengan sanad terputus. Dan para ulama telah sepakat bahwa hadis-hadist ini merupakan hadist yang digantungkan.

[52] Hadist shohih, diriwayatkan oleh Bukhari,(hadist no. 6341)

[53] Hadist Mar’fu, diriwayatkan oleh, Abu Daud (hadist no. 3896). Abu Daud berkata hadist ini dengan sanad yang baik)

0 komentar:





 
© Copyright 2008 your blog name . All rights reserved | your blog name is proudly powered by Blogger.com | Template by Template 4 u and Blogspot tutorial