Sabtu

Kerja Sama Kepala Sekolah Dengan Guru

KERJA SAMA KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU LUKMANUL HAKIM

Disusun Oleh : Lato Hardi

A. PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus dalam rangka memahami nilai-nilai luhur agar kelak menghasilkan manusia Indonesia yang bermutu dan berkualitas, kualitas manusia yang dimaksud adalah manusia yang cerdas, sehat, berdisiplin, mandiri dan berbudi pekerti luhur. Hingga mampu berperan meningkatkan budaya, harkat, derajat dan martabat bangsa dalam memperkuat diri sesuai dengan kepribadian bangsa melakukan upaya peningkatan sumber daya manusia ( SDM )

Memasuki abad ke-21, isu tentang perbaikan dalam sektor pendidikan di Indonesia mencuat kepermukaan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum, tapi semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk jalur pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan sosial equity sangat kuat tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tapi juga untuk para praktisi dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan sumber daya manusia, karena semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan, merupakan unsur-unsur yang memberikan terhadap rata-rata hasil pendidikan secara nasional.

Lemahnya SDM hasil pendidikan mengakibatkan lambannya Indonesia bangkit dari keterpurukan sektor ekonomi yang merosot secara signifikan di tahun 1998, Namun saat-saat negara ASEAN lainnya sudah pulih, Indonesia masih belum mampu melakukan Recovery dengan baik, Dody Heryawan Priatmoko, dengan mengutip pernyataan Schutz dan Solow, menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas SDM.

Masalah lain yang sebagaimana dikemukakan Dody Heriawan Priatmoko adalah rendahnya mutu pendidikan, indikator rendahnya mutu pendidikan nasional dapat dilihat pada prestasi siswa.1

Dalam mengikuti derap langkah pembangunan nasional, pembangunan manusia bersumber dari kehidupan keluarga di rumah maupun pengalaman belajar di sekolah, membangkitkan motivasi, minat, bakat para peserta didik dalam mengembangkan sumber daya manusia, ini merupakan tantangan yang berat bagi para pendidik.

Mengingat betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kegiatan belajar mengajar ( pendidikan ) karena motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang.

Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada anak-anak didik, yang lebih penting adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri anak didik terbentuk adanya motif-motif yang mulia, luhur dan dapat diterima masyarakat, yaitu dengan dapat mengatur dan menyediakan situasi-situasi baik dalam lingkungan keluarga maupun di sekolah, yang memungkinkan timbulnya kompetensi atau persaingan yang sehat antara anak didik dalam kegiatan belajar mengajar, dan membangkitkan semangat yang menimbulkan perasaan puas terhadap hasil-hasil dan prestasi yang telah mereka capai.

Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai penanggung jawab keefektifan seluruh usaha pendidikan agar kelak siswa tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab dan mandiri.

Tugas guru di antaranya adalah mempersiapkan pengajaran, mengorganisir pembelajaran, mempergunakan alat Bantu dan melaksanakan evaluasi, di dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar, guru harus memilik kemampuan dan kompetensi dalam proses belajar mengajar, untuk itu kepala sekolah harus selalu memberikan motivasi untuk guru akan tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.

Guru membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan tugasnya, mereka membutuhkan seorang kepala sekolah dalam memahami tujuan-tujuan pendidikan, tujuan-tujuan kurikulum, tujuan-tujuan instruksional secara operasional, mereka mengharapkan apa dan bagaimana cara memberikan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak yang sedang berkembang.2

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka muncul berbagai pertanyaan mendasar yang memerlukan jawaban, adapun pertanyaan adalah sebagai berikut: bagaimanakah kerja sama kepala sekolah dengan guru dalam proses belajar mengajar? Bagaimanakah motivasi belajar siswa “SDIT Luqmanul Hakim dalam proses belajar mengajar?

Kepala sekolah, guru dan siswa merupakan unsur-unsur yang terdapat di dalam pendidikan terlebih dalam pembelajaran, apabila kepala sekolah, dan guru memiliki kualitas yang baik maka hal itu akan berpengaruh pada siswa terutama pada peningkatan motivasi belajar siswa, sehingga akan berakibat baik terhadap mutu pendidikan. Untuk itu mewujudkan ini semua, disini kita akan melihat salah satu pendidikan islam di Indonesia yaitu sekolah Lukmanul Hakim bagaimana sejarah berdirinya, proses belajar mengajar, apakah guru memberikan bimbingan pada siswa dalam pembelajaran, apakah guru memberikan hadiah pada siswa yang berprestasi dalam pembelajaran, apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran, apakah guru memberikan hukuman pada siswa yang bermasalah dalam pembelajaran, apakah guru memberikan motivasi pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, kurikulum, visi dan misi dan lain sebagainya yang ada pada sekolah ini.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Kepala Sekolah

Menurut Soewadji Lazarut, kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah.[3] Berkembangnya semangat kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Sedangkan Wahjo Sumidjo mendefinisikan kepala sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang bertugas untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Kepala sekolah memegang peranaan penting dalam perkembangan sekolah, oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya, dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa.[4]

Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu sehingga mempunyai makna tersendiri, kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah” kata “kepala” dapat diartikan “pemimpin” dalam suatu organisai atau suatu lembaga “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat untuk menerima pelajaran.[5] Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranaan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kulitas kepala sekolah.

Secara sederhana kepala sekolah adalah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima palajaran.[6]

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasional mempunyai tugas dalam memimpin secara organisatoris yang membina, membimbing, memberi bantuan dan dorongan kepada staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan ingin dicapai.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pelaksana kepemimpinan pendidikan di sekolah harus memilki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam penerapan kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang kurikulum.

b. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang “public relation”.

c. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan guru dan murid.

d. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang personalia.

e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personalia di bidang non pengajaran.

f. Kepala sekolah sebagai pemimpin di dalam mengadakan hubungan dengan kantor Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

g. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan bimbingan.

h. Kepala sekolah adalah pemimpin dalam artikulasi dengan sekolah-sekolah lain.

i. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah sekolah dan perlengkapan.

j. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.[7]

3. Fungsi-fungsi dan Peran Kepala Sekolah

a. Fungsi Kepala Sekolah

Secara umum kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor adalah :

1) Mengembangkan kriteria dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.

3) Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode mengajar yang lebih sesuai tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.

4) Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru dan pegawai sekolah yang lain.

5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, atau mengirimkan untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

6) Membina hubungan kerja sama antar sekolah dengan BP3 atau POMG dan instansi-instansi lainnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.[8]

Piet A. Sahertin mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi pendidikan ditunjukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, baik Fransseth Jane, maupun Myer (dalam Encyclopedi of Education Research : Chester Harris,1958; 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi adalah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.

Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik (Burton dan Bruckner 1995 : 3), sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi adalah bukan memperbaiki pembelajaran saja, tapi juga untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru, ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Sweringen dalam bukunya Supervisi of Intruction-Foundation and Dimension (1961), ia mengemukakan fungsi supervisi:

(a) Mengkoordinasi semua usaha sekolah.

(b) Memperlengkap kepemimpinaan sekolah.

(c) Memperluas pengalaman guru.

(d) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

(e) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.

(f) Menganalisis situasi belajar mengajar.

(g) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.

(h) Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.[9]

Drs. N.A. Ametambun, mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan supervisi secara efektif, seorang supervisi perlu mempunyai pengetahuan dan penguasaan akan fungsi-fungsi supervisi pendidikan, N.A. Ametambun mengidentifikasi empat fungsi supervisi pendidikan, yang secara resifrokal dilukiskan sebagai berikut :

(a) Fungsi penelitian yaitu meneliti bagaimana sikon (situasi dan kondisi) pendidikian pada suatu sekolah atau di suatu kelas, misalnya dengan mengadakan kunjungan kelas atau observasi kelas.

(b) Fungsi penilaian yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana tingkat kaualitas pendidikan di sekolah atau di kelas.

(c) Fungsi perbaikan aspek–aspek negatif (kelemahan dan kekurangan)

(d) Fungsi peningkatan yaitu meningkatkan atau mengembangkan aspek-aspek positif (baik atau memuaskan) agar lebih baik lagi.[10]

b. Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran yang tidak sedikit dalam rangka menjalankan fungsi kepemimpinannya di sekolah karena keterbatasan bahasa, berikut ini uraian beberapa peran yang utama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah yakni :

1) Kepala sekolah sebagai administrator

Sebelum penulis membahas peran kepala sekolah sebagai administrator, Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi Pendidikan mengartikan administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan dalam pencapaian suatu tujuan.[11] sedangkan yang dimaksud dengan administrator adalah seorang yang melaksanakan tugas administrasi dalam pencapaian suatu tujuan.

Kepala sekolah sebagai administrasi bertanggungjawab terhadap kelancaran pendidikan dan pengajaran di sekolahnya, oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.

Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan adalah :

1. Menguasai garis-garis program pengajaran (GBPP).

2. Bersama-sama dengan guru menyusun program sekolah untuk satu tahun kegiatan.

3. Menyusun jadwal pelajaran.

4. Mengkoordinir kegiatan.

5. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat-syarat dan norma-norma penilaian.

6. Mencatat dan melaporkan hasil-hasil kemajuan kepada instansi atasan.

7. Melaksanaan penerimaan murid baru.

8. Mengatur program bimbingan dan penyuluhan.

9. Meneliti dan mencatat kehadiran murid.

10. Mengatur program kulikuler, seperti UKS, PASKIBRA dan sebagainya.

11. Merencanakan pembagian tugas guru.

12. Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan tingkat, dan mutasi guru.

13. Memelihara pencatatan buku sekolah.

14. Mengatur usaha-usaha personal sekolah.

15. Merencanakan, mengembangkan, dan memelihara alat peraga.

16. Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah.

17. Memelihara perlengkapan sekolah.

18. Mengatur dan bertanggung jawab dalam pengolahan keuangan sekolah.

19. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat.

20. Memelihara dan mengatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah.[12]

2) Kepala sekolah sebagai Supervisor

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.[13]

Melihat definisi di atas, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai, ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan perlu dipenuhi.

Sedangkan tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik untuk tercapainya tujuan pendidikan, melihat pengertian dan tujuan supervisi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing guru-guru dalam proses belajar mengajar, memperbaiki metode mengajar, mengevaluasi proses belajar mengajar, dan sabagainya.

3) Kepala sekolah sebagai motivator

Menurut Dimyati Mahmud “motivasi” adalah tenaga batin yang ada di dalam manusia yang mendorongnya melakukan sesuatu atau serangkaian perbuatan terarah kepada tujuan tertentu.[14] Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong tingkahlaku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.[15] Motivasi mendorong manusia melakukan sesuatu dan juga sebagai penyeleksi dalam menentukan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.

Sesuai dengan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah harus mampu untuk mendorong dan menggerakan semangat para guru dalam mencapai tujuan. Dan juga harus mampu menciptakan suasana yang merangsang guru untuk tetap bersemangat melakukan pekerjaannya.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peran kepala sekolah sebagi motivator adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang punya pengaruh besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah, karena berkembangnya minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan diantara para guru ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri.

4. Pengertian dan Peran Guru

a. Pengertian Guru

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik, guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal.

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur.

Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, sebab tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekali pun.

Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan oleh Drs. N.A. Ametambun, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dengan demikian, dapat di simpulkan, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.[16]

b. Peran Guru

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidikan, atau siapa saja yang telah menunjukan diri menjadi guru, semua peranan yang diharapkan dari guru seperti diuraikan di bawah ini:

1. Kolektor

Sebagai kolektor, guru harus membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk.

2. Inspirator

Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik.

3. Informator

Sebagai informatory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dari kurikulum.

4. Organisator

Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru, dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelola kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik.

5. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.

6. Inisiator

Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

7. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.

8. Pembimbing

Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.

9. Demonstator

Dalam lnteraksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami, apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang.

10. Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.

11. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memilki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media materil maupun non materil.

12. Supervisor

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

13. Evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.[17]

Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya mengemukakan bahwa peranan guru adalah :

1. Peran guru dalam proses belajar mengajar

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam S dan Decey dalam Basic Principle of Student Teaching antara lain :

a. Guru sebagai demonstrator.

b. Guru sebagai pengelola kelas.

c. Guru sebagai fasilitator dan mediator.

d. Guru sebagai evaluator.

2. Peran guru dalam pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut :

a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan

b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkunagn sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat.

c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran.

d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercipta suatu disiplin.

e. Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar, guru pun bertanggung jawab akan kelancaran dalam pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.

f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.

g. Penerjemah kepada masyarakat. Artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.

3. Peran guru secara pribadi

Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriented) seorang guru harus berperan sebagai berikut :

a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat.

b. Pelajaran dan ilmu, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.

c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anak.

d. Pencari keamanan, yaitu senatiasa mencari rasa aman bagi siswa.

e. Pencari teladan, yaitu senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat.

4. Peran guru secara psikologi

Peran guru secara psikologi, guru dipandang sebagai berikut :

a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.

b. Seniman dalam hubungan antara manusia (artits in human relation), yaitu orang yang mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan

c. Pembentukan kelompok sebagi jalan atau alat dalam pendidikan..

d. Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharu tertentu. Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu).

e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.[18]

5. Tugas Guru dan Kode Etik Keguruan

a. Tugas Guru

Guru adalah seorang pemimpin, guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.

Jabatan guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian, tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan menegmbangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.

Tugas sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi anak didik.

Tugas pelatihan berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.

Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru, sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial, guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik, dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanaan sosial.[19]

Slameto dalam bukunya mengemukakan bahwa guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangna siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan poses perekembangan siswa, secra lebih terperinci tugas guru berpusat pada :

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti : sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.[20]

Drs. Hendriyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto, mengemukakan tentang tugas dan tanggung jawab guru sebagai guru diantaranya :

1. Mengenal GBPP.

2. Menyusun program kegiatan dan model satuan pelajaran.

3. Menyusun rencana mengajar.[21]

b. Kode Etik Keguruan

Drs. Syaiful Bahri Djamar, dalam bukunya menegmukakan istilah “kode etik”, terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”, perkataan etik berasal dari bahasa Yunani. Ethos yang berarti watak, adab atau cara hidup, dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut kode, sehingga terjemalah apa yang disebut kode etik, kode etik adalah sebagai aturan kata susila keguruan, menurut Wetsgy Gibson kode etik (guru) dikatakan sebagai suatu statement formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru.[22]

Drs. Ngalim Purwanto. Mp, mengemukakan kode etik guru terdiri dari :

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.

a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-masing.

b. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmani dan rohaniah) bagi anak didik.

c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila.

d. Guru dengan sungguh mengintensifkan pendidikan moral pancasila bagi anak didik.

e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasi anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun.

f. Guru membantu sekolah di dalam usaha menanamkan pengetahuan keterampilan kepada anak didik.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing.

b. Guru hendaknya luwes di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda-bedakan jenis posisi orang tua murid.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

a. Komunikasi antar guru dan anak didik di dalam maupun di luar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang.

b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka guru harus mengetahui kepribadian anak didik dan latar belakang keluarga masing-masing.

c. Komunikasi guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak didik.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah.

b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.

c. Guru senantiasa menerima dengan dada lapang setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid atau masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.

d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.

b. Guru turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut turut berfungsi sebagai pusat pengembangan pendidikan dan kebudayaan di tempat itu.

c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaharu bagi kehidupan dan kemajuaan daerahnya.

d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitar di dalam berbagai aktifitas.

e. Guru mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat..

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi.

a. Melanjutkan studinya dengan :

1) Membaca buku.

2) Mengikuti loka karya, seminar, gerakan koperasi pertemuan-pertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya.

3) Mengikuti penataran.

4) Mengadakan kegiatan penelitian.

b. Guru selalu berbicara, bertindak selalu sesuai dengan martabat profesi.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam lingkungan keseluruhan.

a. Guru senantiasa bertukar informasi, pendapat saling menasehati dan bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya.

b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesi, dan menjunjung nama baik secara keseluruhan dan secara pribadi.

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.

a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.

b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkataan persatuan sesama pengabdi pendidikan.

c. Guru senantiasa berusaha agar menghindari dari sikap-sikap dan ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan yang merugikan organisasi.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakaan kebijaksanan pemerintahan dalam bidang pendidikan.

a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijakan dan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan.

b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian.

C. Hakikat Motivasi dan Motivasi Belajar Siswa

a. Pengertian Motivasi, Belajar dan Motivasi Belajar Siswa

a. Pengertian Motivasi dan Belajar

Motivasi berasal dari kata latin "movere" yang berarti dorongan atau daya penggerak.[23] Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seringkali pengajar harus berhadapan dengan siswa-siswa yang berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajaran.

Motivasi yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang menetukan suatu kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti : minat, konsep diri, sikap dan sebagianya.[24]

Drs. Malayu. Sp. Hasibuan, mengungkapakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan dalam bekerja seseorang, agar mereka mau berkerja sama. Bekerja efektif dan dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapi kepuasan.

Harold Koontz, mengungkapkan motivasi adalah dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan, kemudian Wayne F, Cascio, mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, (misalnya rasa lapar, haus dan bermasyarakat dan sebagainya).[25]

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi pergerak belajar, kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang pernah menjadi baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, pada peristiwa yang kedua, motivasi belajar akan menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali, pada peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti pada peristiwa yang ketiga motivasi belajar siswa menjadi lebih tinggi.[26]

Drs. Dimyati dan Drs. Mujiono, mengemukakan bahwa ada tiga kemampuan utama dalam memotivasi yaitu : kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara yang ia miliki dengan yang ia harapan, dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.[27]

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam rangka memenuhi kebutuhan.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.[28] Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.[29]

Menurut ahli psikologi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi di lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, perubahan tersebut akan nyata di seluruh aspek tingkah laku, pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut :

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[30]

Dr. Ngalim Purwanto, Mp, mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut:

1) Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah ke tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih buruk.

2) Belajar adalah suatu perubahan melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

3) Untuk disebut belajar maka perubahan tersebut harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode yang cukup panjang.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.[31]

b. Motivasi Belajar

Mengingat begitu pentingnya motivasi belajar bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar siswa-siswanya, dalam usaha ini banyak cara yang dilakukan, menciptakan kondisi-kondisi tertentu dapat menciptakan motivasi belajar.[32]

Dr. Dimyati dan Dr. Mujiono mengemukakan, bahwa dalam prilaku belajar terdapat motivasi belajar, motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik, penguat motivasi-motivasi belajar tersebut ada di tangan-tangan guru / pendidik dan anggota masyarakat, guru sebagai pendidik bertugas memeperkuat motivasi belajar siswa selama minimal sembilan tahun selama usia wajib belajar, orang tua bertugas membangkitkan motivasi belajar sepanjang hayat.[33]

Tugas guru adalah membangkitan motivasi belajar, motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul dari luar individu, hal ini akan di uraikan sebagai berikut :

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

2) Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebab akibat dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan dari orang lain sehingga karena itu ia melakukan sesuatu atau belajar.[34]

Sebenarnya semua anak yang dilahirkan mempunyai motivasi belajar, hal ini adalah sebuah karakter spesial manusia, secara alami anak adalah para penjelajah yang serba ingin tau.[35]

C. Gambaran SDIT Lukmanul Hakim

1. Sejarah

Sejarah SDIT Luqmanul Hakim tidak terlepas dari Yayasan Pendidikan dan Sosial Luqmanul Hakim (YLH). YLH merintis penyelenggaraan sekolah Islam terpadu melalui lembaga pendidikan formal dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Luqmanul Hakim pada tahun 1995. Hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan sebuah yayasan Islam lainnya. Dengan kerja sama ini, LH dapat menggunakan gedung tempat belajar milik yayasan itu.

Pada tahun 1996, karena permintaan para orang tua murid dan masyarakat, YLH membuka SDIT Luqmanul Hakim untuk jenjang kelas 1 dan 2 sekaligus. Karena animo masyarakat yang terus meningkat dan ketersediaan lahan yang terbatas, pada tahun 2000 YLH memindahkan TKIT LH ke lokasi baru di Parakan Wangi No. 17 Bandung, pada tahun 2004 YLH membuka program Kelompok Bermain (Kober) Luqmanul Hakim.[36]

2. Tujuan.Visi dan Misi Pendidikan

a. Visi/SDIT Lukmanul Hakim Bandung adalah menghasilkan lulusan bermutu dan berakhlak mulia, sehingga berguna bagi diri sendiri dan keluarga,

berguna bagi bangsa dan negara, dan berguna bagi agama.

b. Misi Lukmanul Hakim Bandung adalah mewujudkan lingkungan belajar

yang aman, bernuansa akademis dan agamis.

c. Lukmanul Hakim Bandung antara lain :

v Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya, dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti dan melanjutkan ke pendidikan yang pendidikan yang lebih tinggi/universal.

v Memberikan kemampuan dasar kepada para peserta didik, baik berupa pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan serta sikap yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

v Mengintegrasikan kemampuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang Islami, sehingga dapat tumbuh berkembang potensi fitrahnya ke arah terbentuknya insan yang bertaqwa.

v Membentuk peserta didik menjadi manusia yang mempunyai aqidah yang benar, amal yang shaleh, akhlak yang mulia, akal yang cerdas, fisik yang sehat dan kuat serta dekat dan cinta kepada Allah SWT.

3. Strategi Pendidikan SDIT Luqmanul Hakim,

a. Penataan Kelembagaan

b. Peningkatan Mutu KBM

c. Peningkatan Kualitas profesional tenaga kependidikan / SDM

4. Peranan kerja sama Kepala sekolah dengan guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa.

Kepala sekolah memiliki peranan penting di sekolah, seluruh kegiatan yang terdapat di sekolah memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan menjadi sorotan yang paling penting, banyak usaha yang dilakukan oleh Kepala sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya adalah melakukan kerja sama dengan guru, terlebih kegiatan itu tujuannya untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Peranan kerja sama Kepala sekolah dengan guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa.

SDIT Lukmanul Hakim merupakan sebuah lembaga/yayasan yang memiliki kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa, dengan merujuk pada hal tersebut kepala sekolah SDIT Lukmanul Hakim melakukan sebuah terobosan dengan mengajak semua elemen yang ada di yayasan Lukmanul Hakim utama terutama para staf dan dewan guru yang berada di SDIT Lukmanul Hakim untuk mencoba mewujudkan cita-cita dan harapan bangsa.

Salah satu cara yang ditempuh oleh kepala sekolah SDIT Lukmanul Hakim yaitu dengan melakukan kerja sama dengan guru dari berbagi bidang seperti dalam bidang kesenian, olah raga, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, di antara kerja sama yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru adalah :

  1. Melibatkan guru dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa.
  2. Melibatkan pendidik (guru) dalam setiap event-event pendidikan, pelatihan, kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang dalam pendidikan dan sosial.
  3. Melibatkan guru mata pelajaran untuk peningkatan kemampuan dalam pendidikan / pengajaran (Seminar, MGMP, Musyawarah Gugus, Pelatihan Pengajaran)

Dalam melaksanakan kerja sama kepala sekolah dan guru SDIT Lukmanul Hakim berlandaskan pada kebersamaan, kepercayaan karena yakin bahwa kegiatan akan terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan jika ada kepercayaan dan dilaksanakan secara bersama.

Kerja sama yang dilaksanakan oleh guru dan kepala sekolah dengan tujuan dianatanya adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, Kepala sekolah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul di lingkungan sekolah, melalui berbagai cara yaitu :

a. Membicarakan dengan staf / wakil dan personil yang terkait

b. Mendiskusikan permasalahan yang ada.

c. Mengambil kesimpulan dari hasil diskusi tersebut

d. Mengambil tindakan yang tepat sebagai pemecahan permasalahan.

Selain cara di atas kepala sekolah dalam mengatasi masalah yang di hadapi tidak langsung memberikan solusi akan tetapi kepala sekolah hanya menyumbang / memberikan ide, gambaran, masukan mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, sehingga guru mampu menentukan solusi / jalan keluar yang tepat untuk menghadapi masalah yang berkaitan dengan PBM / KBM, jadi kepala sekolah berfungsi sebagai motivator, fasilitator dan mediator.

Dalam melaksanakan kerja sama dengan guru kepala sekolah memiliki posisi yang dinamis, yaitu di sesuaikan dengan kondisi kepala sekolah memposisikan sebagai pemimpin dalam kondisi tertentu dan sebagai rekan kerja pada saat pelaksanaan kerja sama.

Kerja sama di lihat secara kasat mata, memberikan dampak positif karena dengan kerja sama semua pekerjaan akan mudah untuk di kerjakan, akan tetapi melalui kerja sama juga bisa menimbulkan dampak negatif seperti yang di alami oleh kepala sekolah SDIT Lukmanul Hakim, dianatara dampak positif dan dampak negatif nya dalah :

Dampak Positif :

  1. Guru mata pelajaran dapat meningkatkan kemampuannya/kompetensinya.
  2. Menimbulkan semanagt kerja karena merasa dihargai dan diperhatikan
  3. Lebih peka terhadap perubahn lingkungan
  4. Dapat meningkatkan kepercayaan guru terhadap sekolah
  5. Kegiatan sekolah dapat berjalan dengan baik/lancar
  6. Rasa memiliki terhadap sekolah tinggi.

Dampak Negatif :

  1. Pembengkakan terhadap biaya operasional sekolah
  2. Hari efektif belajar berkurang / terganggu
  3. KBM akan sering terganggu karena guru mata pelajaran terlibat dalam kegiatan-kegiatan

Selain dampak positif dan dampak negatif kerja sama yang di laksanakn oleh kepala sekolah dengan guru juga sering menghadapi kendala-kendala, baik dari luar (intern) maupun dari dalam (ekstern).seperti halnya Kerja sama kepala sekolah dengan guru SDIT Lukmanul Hakim sering menghadapi kendala di antara kendala-kendala yang sering muncul adalah :

  1. Tidak semua guru mata pelajaran mau mendukung kerja sama tersebut.
  2. Jumlah anggaran terbatas.

Akan tetapi melalui kerja sama yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru SDIT Lukmanul Hakim dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, mampu memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi siswa/siswi, itu dilihat dari keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan di sekolah walaupun siswa hanya menyumbangkan ( yang mereka mampu) untuk terlaksananya kerja sama tersebut, selain keterlibatan seperti yang di sebutkan di atas kerja sama yang di laksanakan oleh kepala sekolah dan guru mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan dan menggali minat, bakat. dengan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti peltihan / semilokal yang di selengarakan oleh pihak sekolah seperi : LDK (Latihan dasar kepemimpinan), PORSENI (Pekan olah raga dan seni) dan MGMP (Musyawarah guru mata pelajaran).

5. Full Day School

Adapun tujuan diadakannya Full Day School:

a. Anak mendapatkan pendidikan umum yang antisipatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

b. Anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional

c. Anak memiliki kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi dan informasi

d. Pengaruh negatif kegiatan anak diluar sekolah dapat dikurangi se-minimal mungkin karena waktu pendidikan di sekolah lebih lama (full day school), terencana dan terarah.

6. Kurikulum

Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqmanul Hakim (sering disingkat menjadi SDIT Luqmanul Hakim) adalah sekolah dasar Islam yang memadukan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dengan kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh Yayasan Luqmanul Hakim. Sekolah ini memiliki motto "Membina Generasi Cerdas yang Qurani"

Program pengajaran pendidikan umum yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan, di SDIT LH masing-masing mata pelajaran diperkaya dengan nilai-nilai Islam, sehingga

siswa tidak saja mendapatkan ilmu pengetahuan dari pelajaran yang diberikan akan tetapi

siswa diharapkan dapat menangkap "pesan-pesan" ilahi yang terkandung dalam setiap mata pelajaran. Aspek ini menjadi penting dan menonjol dalam pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan islam. Sebab bangsa Indonesia yang mendasarkan diri pada falsafah Pancasila ternyata dalam perkembangannya semakin meninggalkan sifat sekuler dan sekarang lebih cenderung bersifat teistik. Langkah ini perlu diimbangi dengan praktek pendidikan yang lebih islami.

Diantara Upaya untuk mengarah pada upaya ini adalah pertama, pendidikan harus Memilik wawasan nila, dan kedua pendidikan harus mampu memadukan antara kebenaran ilmu. Iman dan amal.4

1) Pendidikan berwawasan nilai

Yang dimaksud dengan pendidikan berwawasan nilai adalah bahwa tujuan pendidikan, materai pendidikan dan praktek pendidikan haruslah selalu dikaitan dengan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan yang universal. Dengan demikian sifat pendidikan tidak lagi hanya rasional objektif yang materialis. Sebab jika keadaan pendidikan nasional masih demikian, maka tujuan pendidikan nasional untuk membentuk kepribadiaan bangsa yang sosialistis religius tidak akan tercapai.

2) Sinkronisasi antara Ilmu, Iman dan Amal

Sebagai konsekuensi pendidikan yang berwawasan nilai tersebut, pendidikan islam harus mampu menyatukan antara iman, ilmu dan amal. Sinkronisasi ini tidak hanya dalam teori melainkan harus dapat diwujudkan dalam kenyataan.

7. Budaya

Sekolah Dasar negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam merah putih untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/ hari tertentu, dan pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara bendera

Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai pelajaran

8. Waktu

Siswa SDIT Luqmanul Hakim belajar mulai pukul 07.30 s.d. 16.00 WIB, selama lima hari (Senin s.d. Jum'at), khusus siswa kelas 3 s.d. kelas 6 pada hari Sabtu diselenggarakan kegiatan Hari Aktivitas (Yaumun Nasyath) pada pukul 08.00 s.d. 13.00 WIB.[37]

9. Struktur Dewan

Organization ChartOrganization ChartOrganization Chart

10. Susunan Pengurus

Organization Chart

11. Keadaan Siswa

Jumlah siswa dan siswi SDIT Lukmanul Hakim.

Kelas

Jenis Kelamin

Ket

L

P

Jumlah

1

24

21

45

2

25

19

44

3

23

24

47

4

20

16

36

5

30

16

46

6

29

13

42

Jumlah Seluruhnya

151

109

260

D. Kesimpulan

Pada hakekatnya Pendidikan merupakan upaya sadar dan terus menerus dalam rangka memahami nilai-nilai luhur agar kelak menghasilkan manusia Indonesia yang bermutu dan berkualitas, kualitas manusia yang dimaksud adalah manusia yang cerdas, sehat, berdisiplin, mandiri dan berbudi pekerti luhur. Khususnya pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan dakwah islamiyah, sekaligus sebagai media untuk mensosialisasikan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunah. SDIT Lukmanul Hakim merupakan satu dari ribuan sekolah Islam yang ada di Indonesia yang bertujuan membentuk anak-anak didiknya menjadi manusi yang cerdas serta berahklakul karimah. Dengan unsur-unsur yang telah disebutkan diharapakan ada perbaikan dalam pendidikan Islam.

I. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SDIT Lukmanul Hakim, Mengenai kerja sama kepala sekolah dengan guru dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pelaksanaan kerja sama kepala sekolah dengan guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa, berjalan dengan baik, karena di lakukan dengan periodik dan kontinu. Kerja sama yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru ini ditandai dengan adanya pemberian arahan, bimbingan dalam rangka memperbaiki kualitas pengajaran yang dilaksanakan oleh guru. Kemudian kerja sama kepala sekolah dengan guru juga diperlihatkan melalui keterlibatan guru dalam berbagai even-even yang diselenggarakan di sekolah yang tujuanya untuk meningkatkan kualitas, kegiatan belajar mengajar di SDIT Lukmanul Hakim,

2. Usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa melalui : pemberian penataran, pelatihan, seminar, lokakarya kepada guru-guru terutama dalam penggunaan media, metode, penyampaian materi, pengelolaan kelas, serta pengetahuan mengenai psikologi anak, yang tujuannya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa , sehingga mampu mencetak generasi muda yang berkualitas.

II. Saran

1. Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak cara yang ditempuh di antaranya adalah dengan melakukan kerja sama antara komponen-komponen di sekolah, seperti kerja sama kepala sekolah dengan guru, dalam melaksanakan kerja sama kepala sekolah harus lebih bersifat terbuka, dinamis sehingga permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru mudah dalam mendapatkan solusinya.

2. Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu caranya adalah memotivasi siswa, dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar tidak hanya tanggung jawab guru akan tetapi kepala sekolah mempunyai andil yang besar, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan koordinasi yang lebih efektif dari berbagi pihak baik dari pihak kepala sekolah, guru maupun staf lainnya.

3. Motivasi, minat dan bakat siswa akan meningkat apabila pihak sekolah mampu memenuhi kebutuhan siswa, untuk mengatasi hal tersebut salah satu langkahnya adalah memberikan ruang gerak kepada siswa juga guru sehingga mereka mampu mengeksplor kemampuan/kompetensi yang mereka miliki.

4. Siswa adalah salah satu komponen dalam pendidikan, keberhasilan pendidikan juga di tentukan oleh siswa, agar mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, sekolah harus mampu mencetak lulusan yang kreatif dan inovatif, untuk mendukung hal tersebut salah satu cara yang tempuh adalah menyediakan fasilitas pembelajaran yang mendukung dan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Pendidik merupakan sebuah sistem yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan lain-lain, dari setiap komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut kepala sekolah, guru dan siswa harus mengurai jarak, sehingga perbedaan-perbedaan, masalah-masalah, hambatan baik dari dalam maupun dari luar mudah di cari solusinya.

Daftar Pustaka

Baharudin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998, Cet. Ke-2.

Djamarah Bahri, Syaiful, Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.Cet.Ke-1

http://id. wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar_Islam_Terpadu_Lukmanul_Hakim

Lajarut Soewarji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. Salatiga: Kanisus,1994

Mahmud Dimyati, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPEE,1990

Mar'at, Pemimpin dan Kepemimpinaan, Jakarta: Balai Pustaka,1984

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004. cet.ke-1

Raymond J. Wlodkowski dan Judith H Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004), Cet. ke-1,

Sumidjo, Wahjo, Kepemimpinana Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001, cet. ke-2

Sahertian, A.piet, Konsep Dasar dan Teknik Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan SDM, Jakarta: PT Rineka Cipta, 200.cet. ke-1

Subroto, Surya, Dimennsi-Dimensi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988. cet. Ke-11

Sabri, Alisuf., M, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1993.cet.ke-1

Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet. Ke-1. h. 97

Soetopohendriyat dan Soemanto Wasty, Kepemimpinan dan Supervise Pendidikan, Jakarta: PT Bina Aksara

Usman, User, Menjadi Guru yang Professional. Bandung: Rosda. 2003, cet.ke-13

Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosda, 2004, Cet. Ke-13



1 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet-1, h. 1-3

2 Mar'at, Pemimpin dan Kepemimpinan, ( Jakarta: Balai Pustaka,1984), h.7

[3] Soewarji Lazarut, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Salatiga: Kanisus, 1994). h. 60. Cet. Ke-1

[4] Yusak Baharudin, Adaministrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) h. 109

[5] Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. ke-2. h. 83.

[6] Ibid., h. 83

[7] Hendriyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinaan dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bina Aksara) h. 28 - 33

[8] Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Rosda, 2004) Cet. Ke-13. h. 119

[9] Piet A. Sahertin, Konsep Dasar dan Teknin Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000) Cet. ke-1. h. 21

[10] Ngalim Purwanto, Op. Cit. h. 11

[11] Ngalim Purwanto, Op. Cit. h. 11

[12] Suryo Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988) Cet. ke-11, h.141

[13] Ngalim Purwanto, OP. Cit.h.115

[14] Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: BPEE, 1990), h.8

[15] M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. Ke-1, h. 24

[16] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipata, 2000), Cet. Ke-1, h. 21-23

[17] Ibid., h. 43-48

[18] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bnadumg: Rosda, 2003). Cet. Ke-15. h.9-13

[19] Syaiful Bahri Djamarah, Op Cit. h. 37.

[20] Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet. Ke-1. h. 97

[21] Hendriyat Soetopo dan Wasty Soemanto.Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Bina Aksara). H. 136-140

[22] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 49

[23] H. Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-3, h. 92

[24] Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-3, h. 170

[25] H. Malayu. SP Hasibuan. Op Ci., h. 95

[26] Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. ke-2, h. 80

[27] Ibid., h. 80-81

[28] Slameto, Op. Cit. h. 2

[29] Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit. h. 7

[30] Slameto, Op Cit., h. 2

[31] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda, 1997), Cet. ke-12, h. 85

[32] Slameto, Op Cit., h. 174

[33] Dimyati dan Mujiono, Op. Cit. h. 94

[34] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Yang Profesional, (Bandung: Rosda, 2003), Cet. ke-13, h. 29

[35] Raymond J. Wlodkowski dan Judith H Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004), Cet. ke-1, h. 9

[36] http://id. wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar_Islam_Terpadu_Lukmanul_Hakim

[37] http://id. wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar_Islam_Terpadu_Lukmanul_Hakim

1 komentar:

Anonimmengatakan...

aq gk baca semua la, bz buanyak banget.kaya baca satu skripsi.hehe.maybe next time.tapi sekilas aq liat tulisan la banyak ngasih informasi tentang hal-hal yang mungkin dilupakan oleh banyak pihak, terutama guru itu sendiri. yakni tentang perlunya ada keterlibatan lebih antara guru dengan pihak lain.selama ni tugas guru hanya terfokus pada KBM z.padahal ada hal2 d luar tu yang gk kalah penting.yaitu yang la bilang:membina hubungan n kerjasama yang baik dengan kepsek khususnya,n tentunya dengan pihak2 lain. krn menurut desy, sekolah tu seharusnya jadi rumah kedua bagi seorang guru. ibarat sebuah keluarga, klo gk da ikatan hati, bagaimana mungkin sebuah kenyamanan akan tercipta.kenyamanan akan melahirkan suasana menyenangkan. klo segala sesuatu dah dibawa senang apapun bisa berjalan lebih mudah,tanpa beban. apalagi ada sebuah visi besar yang ingin diwujudkan oleh setiap sekolah.visi tu gk akan bisa tercapai klo gk da kerjasama dr semua pihak.khususnya kepsek n guru.biar gk da salah paham n rasa saling curiga.
tapi la, tulisannya gk di edit ya?susunanya berantakan.
edit dunk! biar yang baca gk binun n seneng liat tulisannya.ok.segitu z.aq tunggu perbaikannya yah?klo udah dirapihin, baru ntar aq baca semua.hehe.





 
© Copyright 2008 your blog name . All rights reserved | your blog name is proudly powered by Blogger.com | Template by Template 4 u and Blogspot tutorial